CAPITAL CORP. SYDNEY

73 Ocean Street, New South Wales 2000, SYDNEY

Contact Person: Callum S Ansell
E: callum.aus@capital.com
P: (02) 8252 5319

WILD KEY CAPITAL

22 Guild Street, NW8 2UP,
LONDON

Contact Person: Matilda O Dunn
E: matilda.uk@capital.com
P: 070 8652 7276

LECHMERE CAPITAL

Genslerstraße 9, Berlin Schöneberg 10829, BERLIN

Contact Person: Thorsten S Kohl
E: thorsten.bl@capital.com
P: 030 62 91 92

Yuk Bisa Yuk, Awal Pekan IHSG Dibuka Hijau Pepet 7.300

Uncategorized

Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 0,21% di posisi 7.257,86 pada perdagangan awal pekan ini, Senin (12/9/2022). Selang 5 menit IHSG terpantau masih menghijau 0,37% di 7.269,13.

Penguatan IHSG juga mendapatkan katalis positif dari kinerja indeks saham Wall Street yang menguat pada perdagangan terakhir pekan lalu.

Pada perdagangan terakhir pekan kemarin, ketiga indeks saham Wall Street juga kompak menguat. Indeks Dow Jones menguat 1,19%, S&P 500 naik 1,53% dan Nasdaq Composite memimpin penguatan dengan apresiasi 2,11%.

Meski begitu, pasar saham masih dibayangi oleh potensi kenaikan suku bunga acuan oleh The Fed sebanyak 75 basis poin (bps) setelah Ketua Fed mengatakan bahwa ia dan rekan-rekannya berkomitmen untuk meredam inflasi.

“Menurut saya, orang-orang terlalu meremehkan apa yang harus dilakukan The Fed untuk melawan inflasi,” tutur Direktur Utama di Richard Bernstein Advisors, Richard Bernstein dikutip CNBC International.

“Sangat ironis bahwa investor bahkan mempertimbangkan poros The Fed ketika suku bunga Fed sebenarnya tetap paling negatif secara historis. Jadi The Fed bahkan belum benar-benar memerangi inflasi dengan sungguh-sungguh. Kami tidak memiliki suku bunga dana Fed nyata yang positif. Sulit untuk membantah bahwa kita akan berubah menjadi sangat bullish dalam waktu dekat,” tambahnya.

Gerak IHSG pada minggu ini masih akan dipengaruhi oleh sentimen luar negeri. Fokus utama tertuju kepada Bank sentral Amerika Serikat (AS), The Fed.

The Fed berencana mempercepat pengurangan neraca pada bulan ini. Tindakan ini dikhawatirkan dapat membebani ekonomi dan membuat tahun ini lebih brutal untuk saham dan obligasi.

Setelah meningkatkan neraca menjadi US$ 9 triliun setelah pandemi, The Fed mulai menurunkan beberapa Treasuries dan sekuritas berbasis hipotek yang dimilikinya pada Juni dengan kecepatan US$ 47,5 miliar. Telah diumumkan bahwa bulan ini mereka meningkatkan laju pengetatan kuantitatif menjadi US$ 95 miliar.

Skala pelonggaran The Fed belum pernah terjadi sebelumnya dan efek dari bank sentral yang mengakhiri perannya sebagai pembeli Treasuries yang konsisten dan tidak sensitif terhadap harga sejauh ini sulit untuk ditentukan dengan tepat dalam harga aset.

The Fed New York memproyeksikan bahwa bank sentral akan memangkas US$ 2,5 triliun dari kepemilikannya pada tahun 2025.

Dari dalam negeri, para pelaku pasar tampak masih mengkalkulasi dampak kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) terhadap ekonomi Indonesia.

Bank Indonesia (BI) memperkirakan kenaikan harga BBM akan mendongkrak inflasi sebesar 0,77% pada September 2022, berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu II September 2022.

Bensin menjadi komoditas penyumbang inflasi sampai minggu kedua September 2022 dengan 0,66% month-to-month (mtm). 

SUMBER : cnbcindonesia