CAPITAL CORP. SYDNEY

73 Ocean Street, New South Wales 2000, SYDNEY

Contact Person: Callum S Ansell
E: callum.aus@capital.com
P: (02) 8252 5319

WILD KEY CAPITAL

22 Guild Street, NW8 2UP,
LONDON

Contact Person: Matilda O Dunn
E: matilda.uk@capital.com
P: 070 8652 7276

LECHMERE CAPITAL

Genslerstraße 9, Berlin Schöneberg 10829, BERLIN

Contact Person: Thorsten S Kohl
E: thorsten.bl@capital.com
P: 030 62 91 92

Pagi-pagi Ngegas, IHSG Lompat 1% Hingga Tembus 6.800

Uncategorized

Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka naik 1,08% di 6.808,15 pada perdagangan pagi hari ini, Rabu (20/7/2022).

Dini hari tadi, tiga indeks utama Wall Street memantul dari posisi terendah sejak bulan lalu. Indeks Dow Jones dan S&P 500 menguat tajam lebih dari 2%, sedangkan indeks saham Nasdaq Composite menguat lebih dari 3%.

Investor optimis terhadap laporan pendapatan perusahaan yang bertumbuh. Para investor juga yakin bahwa pasar sudah menemukan titik terendahnya.

Dari dalam negeri, fokus investor tertuju kepadakeputusan Bank Indonesia (BI) apakah akan menaikkan suku bunga atau tetap mempertahankan di 3,5%.

Apabila mencermati sinyal yang diberikan oleh geng MH Thamrin, kemungkinan besar BI akan menahan suku bunga acuan bulan Juli ini.

Senada dengan BI, mayoritas ekonom juga melihat bank sentral nasional tersebut akan tetap menahan BI 7 Day Reverse Repo Rate dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) besok (21/7/2022).

Kenaikan suku bunga yang agresif akan memberi dampak negatif bagi pasar saham. Penyebabnya adalah kredit yang makin mahal sehingga dikhawatirkan perusahaan mulai mengerem untuk ekspansi. Hal ini akan menghambat pertumbuhan perusahaan sehingga kinerja keuangannya pun ikut terpengaruh.

“Baik investor dan perusahaan sudah berekspektasi inflasi akan panas, sehingga perusahaan yang berbicara tentang inflasi panas yang terjadi pada kuartal kedua bukanlah kejutan sama sekali,” kata Kim Forrest, pendiri dan kepala investasi di Bokeh Capital Partners.”Yang mengejutkan adalah mereka mampu melewatinya dengan baik.”

Survei Bank of America menunjukkan bahwa alokasi dana untuk saham dalam portofolio berada di titik terendah sejak Oktober 2008, satu bulan setelah runtuhnya Lehman Brothers. Di sisi lain, saat ini jadi jumlah kepemilikan tunai tertinggi sejak 2001.

Michael Harnett, kepalastrategi investasi Bank of America pun meyakini saham akan reli dalam beberapa minggu mendatang.

SUMBER : cnbcindonesia