Jakarta, CNBC Indonesia– Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada permulaan transaksi Kamis (2/3/23) dibuka menguat 0,08% menjadi 6.850,28.
Pada pukul 09.03, indeks masih bergerak di zona positif terapresiasi 0,12% ke level 6.853,21. Perdagangan menunjukkan terdapat 206 saham naik, 100 saham turun sementara 255 lainnya mendatar.
Perdagangan mencatatkan sebanyak 668 juta saham terlibat dengan nilai perdagangan baru mencapai Rp 309 miliar.
Hari ini, pasar di Indonesia dan global dipenuhi oleh sejumlah data ekonomi yang memiliki implikasi signifikan. Di dalam negeri, data menunjukkan bahwa inflasi menurun secara bulanan dan aktivitas manufaktur masih ekspansif. Namun, investor juga perlu memperhatikan kondisi ekonomi China dan AS yang merupakan partner dagang utama Indonesia.
China mencatat peningkatan signifikan dalam aktivitas manufaktur selama dua bulan berturut-turut, memberikan harapan bahwa negara tersebut mungkin akan bangkit lebih cepat dari yang diperkirakan setelah sempat terdampak pandemi. Meski begitu, dampak positif pada negara-negara di Asia masih terbatas.
Di AS, aktivitas manufaktur mengalami kontraksi selama empat bulan berturut-turut, tetapi lebih lambat dari perkiraan. Data ekonomi yang masih relatif kuat tersebut dikhawatirkan akan memicu The Fed untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut dan menjaganya tetap tinggi demi meredam inflasi.
Reaksi negatif investor terlihat pada indeks utama Wall Street, dengan mayoritas indeks ditutup melemah pada perdagangan Rabu (1/3). S&P 500 dan Nasdaq masing-masing ditutup melemah 0,47% dan 0,66%, sementara Dow Jones bergerak datar dengan penguatan tipis 0,02%.
Investor juga perlu memantau laporan keuangan perusahaan yang mulai diumumkan, yang diharapkan dapat memengaruhi kinerja saham di Indonesia. Sejumlah perusahaan juga mengumumkan pengajuan angka dividen yang dapat menjadi pemanis bagi investor untuk memborong saham perusahaan.
Terakhir, investor juga dapat mencerna sejumlah data ekonomi global terbaru untuk memperoleh informasi terkait keyakinan konsumen di Jepang, inflasi dan pengangguran di Eropa, serta aktivitas manufaktur di Singapura.
SUMBER : CNBC INDONESIA