Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali dibuka di zona hijau pada awal perdagangan sesi I Rabu (15/10/2024),jelang keputusan suku bunga Bank Indonesia (BI) yang akan diumumkan pada siang hari ini.
Pada pembukaan perdagangan hari ini, IHSG dibuka menguat 0,3% ke posisi 7.649,96. Selang lima menit setelah sesi I dibuka, penguatan IHSG sedikit terpangkas yakni menguat 0,27% ke 7.647,79.
Nilai transaksi indeks pada awal sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 609 miliar dengan volume transaksi mencapai 1,2 miliar lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 74.563 kali.
Pergerakan IHSG pada hari ini cenderung diwarnai oleh sentimen keputusan suku bunga BI dan sentimen mengenai sosok calon menteri dan wakil menteri yang menemui Prabowo pada Senin dan Selasa pekan ini.
BI akan merilis hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang dilaksanakan pada 15-16 Oktober 2024. Salah satu hal yang paling ditunggu yakni keputusan suku bunga acuan.
Sebelumnya pada September 2024, BI memutuskan untuk memangkas suku bunganya sebesar 25 basis poin (bps) dari 6,25% ke 6%.
“Keputusan itu konsisten dengan tetap rendahnya prakiraan inflasi pada 2024 dan 2025 yang terkendali dalam sasaran yang ditetapkan pemerintah 2,5 plus minus 1% penguatan stabilitas nilai tukar rupiah dan perlunya upaya untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi nasional ke depan,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Rabu (18/9/2024).
Di lain sisi, sentimen mengenai sosok calon menteri dan wakil menteri yang menemui Prabowo pada dua hari terakhir masih akan menjadi sentimen utama penggerak pasar.
Para pelaku pasar mempertimbangkan siapa menteri yang berada di posisi menteri strategis seperti Menteri Keuangan, Menteri Investasi, Menteri Penerimaan Negara.
Sebelumnya pada Senin awal pekan ini, ada 49 orang yang menghadap Prabowo, mulai siang hingga malam hari. Beberapa diantaranya adalah wajah-wajah lama yang merupakan menteri di kabinet Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin seperti Sri Mulyani. Ada juga tokoh dan politisi partai.
Selain dari dalam negeri, pasar juga akan mencermati rilis data pertumbuhan ekonomi China pada kuartal III-2024 yang akan dirilis pada akhir pekan ini.
Produk domestik bruto (PDB) China diperkirakan naik 4,5% pada kuartal ketiga dari tahun sebelumnya, melambat dari 4,7% pada kuartal kedua dan mencapai yang terlemah sejak kuartal pertama 2023, menurut jajak pendapat yang dilakukan antara 27 September dan 15 Oktober.
Kemudian, ekonomi China kemungkinan tumbuh 4,8% pada tahun 2024, lebih rendah dari target pemerintah, dan pertumbuhan dapat menurun lebih jauh hingga 4,5% pada tahun 2025, sebuah jajak pendapat Reuters menunjukkan, mempertahankan tekanan pada para pembuat kebijakan saat mereka mempertimbangkan lebih banyak tindakan stimulus.
Sebelumnya pada kuartal II-2024 tercatat bahwa ekonominya tumbuh 4,7% year on year/yoy. Ini adalah peningkatan tahunan terlemah sejak kuartal I-2023, di tengah penurunan sektor properti yang berkepanjangan, permintaan domestik yang lemah, melemahnya yuan, dan ketegangan perdagangan dengan Barat.
Angka terbaru ini muncul saat partai komunis memulai Pleno Ketiga, sebuah peristiwa politik penting di mana berbagai langkah reformasi kemungkinan akan diluncurkan, bersama dengan rekomendasi untuk tindakan dukungan lebih lanjut guna mempercepat pemulihan.
China mungkin menghimpun tambahan 6 triliun yuan (US$ 850 miliar) dari obligasi pemerintah khusus selama tiga tahun guna merangsang ekonomi yang sedang lesu.
SUMBER : CNBC INDONESIA