Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali dibuka menguat pada perdagangan sesi I Senin (20/5/2024), di tengah masih optimisnya pasar meski pada pekan ini perdagangan pasar keuangan RI hanya berlangsung selama tiga hari.
Pada pembukaan sesi I hari ini, IHSG dibuka menguat 0,23% ke posisi 7.333,8. Selang 15 menit setelah dibuka, penguatan IHSG semakin kencang yakni menjadi 0,56% ke 7.358,14.
Nilai transaksi indeks pada awal sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 1,2 triliun dengan volume transaksi mencapai 2,2 miliar lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 116.837 kali.
IHSG kembali menguat di perdagangan awal pekan ini, di mana pada pekan ini perdagangan pasar keuangan RI kembali hanya berlangsung selama tiga hari, karena adanya libur panjang Hari Waisak.
Pendeknya perdagangan pasar keuangan RI pada pekan ini membuat volatilitas IHSG cenderung kembali tinggi, meski sentimen pasar di global cenderung positif.
Dari dalam negeri, pada hari ini, Bank Indonesia (BI) akan merilis data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) kuartal I-2024 yang terdiri dari transaksi berjalan (CA), transaksi modal dan finansial, dan lainnya.
Sebelumnya, Indonesia mencatat defisit transaksi berjalan sebesar US$1,29 miliar pada triwulan IV-2023 (0,4% PDB), meningkat dibandingkan dengan defisit US$ 1,0 miliar (0,3% dari PDB) pada kuartal III-2023.
Transaksi berjalan Indonesia jika dilihat secara setahun penuh, maka 2023 mengalami defisit US$1,6 miliar (0,1% dari PDB). Ini adalah kali pertama transaksi berjalan mengalami defisit sejak 2020 atau dalam tiga tahun terakhir. Kondisi ini juga berbanding terbalik jika dibandingkan akhir 2022, ketika transaksi berjalan RI mencatat surplus US$13,2 miliar.
Defisitnya transaksi berjalan menjadi sinyal akan pemburukan pada dua hal yakni melemahnya ekspor serta melebarnya defisit pendapatan primer.
Jika defisit transaksi berjalan terus-menerus terjadi, maka dikhawatirkan rupiah akan terus tertekan sehingga BI harus mengerek suku bunga. Bila suku bunga meningkat, maka aktivitas ekonomi bisa diperlambat. Harapannya impor barang bisa turun dan mengurangi beban pada transaksi berjalan.
Keesokan harinya pada Selasa dan Rabu, BI akan melakukan Rapat Dewan Gubernur (RDG). Hal ini akan menjadi perhatian pelaku pasar salah satunya yang ditunggu yakni suku bunga acuan.
Sebelumnya pada April 2024, BI cukup mengejutkan pasar dengan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) ke level 6,25%.
“Rapat dewan Gubernur memutuskan menaikkan BI rate,” ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Rabu (24/4/2024).
BI mengungkapkan alasan kenaikan suku bunga tersebut karena untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dari kemungkinan memburuknya risiko global serta sebagai langkah preemptive dan forward looking untuk pastikan inflasi sesuai sasaran 2,5 plus minus 1% 2024 2025 sejalan dengan stance kebijakan prostabilitas.
Diketahui rupiah melemah tajam dalam beberapa waktu terakhir. Dolar AS sempat menyentuh Rp16.200.
SUMBER : CNBC INDONESIA