
Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat tipis 0,06% di 6.890,84 pada perdagangan pagi ini, Senin (25/7/2022).
Delapan menit berselang, IHSG masih menghijau tipis dengan apresiasi 0,03% di level 6.887,51 setelah sempat naik menembus level 6.900 pada menit ke 2.
Sepekan lalu IHSG menunjukkan kinerja yang cukup impresif dengan kenaikan 3,42% secara mingguan dan ditutup di atas level psikologis 6.800.
Namun pagi ini, hawa kurang enak datang dari kawasan bursa saham regional. Mayoritas indeks saham acuan Asia bergerak di zona merah.
Indeks Nikkei langsung melemah 0,87% sedangkan Hang Seng dan Shanghai Composite masing-masing drop 0,66% dan 0,44%.
Namun indeks Straits Times justru berhasil lolos dari koreksi dan melesat 0,67%.
Wall Street ditutup ambles akhir pekan kemarin. Indeks Dow Jones melemah 0,43%. Indeks S&P 500 ambles 0,93% dan indeks Nasdaq drop 1,87%.
Pasar memprediksikan bahwa The Fed akan kembali agresif untuk menaikkan suku bunga acuannya hingga 75-100 basis poin (bps) untuk meredam angka inflasi yang kembali melonjak. Inflasi per Juni 2022 melesat ke 9,1% dan menjadi angka inflasi terbesar sejak 4 dekade lalu.
Jika The Fed sungguh-sungguh menaikkan suku bunga acuannya pekan ini, peluang untuk terkoreksinya bursa saham AS terbuka lebar. Ditambah dengan potensi resesi karena perang Rusia-Ukraina belum usai, kian menambah tekanan terhadap aset berisiko.
Pelemahan pada bursa saham AS tentunya dapat mengerek turun kinerja bursa saham di kawasan lainnya seperti di Asia dan Eropa.
Saat ini, suku bunga AS berada di 1,5-1,75%. Jika The Fed kembali menaikkan suku bunga di bulan ini sebesar 75 bps maka suku bunga AS akan berada di kisaran 2,25-2,5%. Padahal, suku bunga acuan Indonesia berada di 3,5%.
Di sisi lain, bank sentral Eropa (ECB) juga menaikkan suku bunga acuan secara agresif dan untuk pertama kalinya sejak 11 tahun terakhir.
Sentimen kenaikan suku bunga acuan yang dilakukan oleh bank sentral global serta selisih suku bunga acuan dengan Indonesia yang menyempit patut diwaspadai karena berpengaruh terhadap valuasi dan harga aset keuangan domestik.
SUMBER : cnbcindonesia