CAPITAL CORP. SYDNEY

73 Ocean Street, New South Wales 2000, SYDNEY

Contact Person: Callum S Ansell
E: callum.aus@capital.com
P: (02) 8252 5319

WILD KEY CAPITAL

22 Guild Street, NW8 2UP,
LONDON

Contact Person: Matilda O Dunn
E: matilda.uk@capital.com
P: 070 8652 7276

LECHMERE CAPITAL

Genslerstraße 9, Berlin Schöneberg 10829, BERLIN

Contact Person: Thorsten S Kohl
E: thorsten.bl@capital.com
P: 030 62 91 92

Awal Pekan Cerah, IHSG Dibuka Menghijau Nih!

Uncategorized

Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat. Indeks naik 0,11% di 6.659 pada perdagangan awal pekan, Senin (18/7/2022).

IHSG terpantau menguat 0,35% ke 6.676,78 pada 09.10 WIB. IHSG terpantau rebound setelah pekan lalu mengalami koreksi 1,31%.

Bursa saham Amerika Serikat tertunduk lesu pekan lalu. Inflasi yang makin memanas juga membuat uang investor di aset berisiko bisa “kebakaran”.

Dow Jones turun 0,17% ptp sepanjang pekan lalu menjadi 31.286,02. Sementara itu, S&P 500 drop 0,93% ke 3.863,16 dan Nasdaq turun 1,17% ke 11.983,62.

Inflasi yang terlampau panas menggerakkan niat bank sentral dunia untuk menaikkan suku bunganya dengan lebih agresif.

Bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserves/The Fed, bahkan sudah menaikkan suku bunganya tiga kali saat paruh pertama 2022 dan diperkirakan akan terus naik. Sebab inflasi yang terus naik.

Sebagai catatan, sudah tiga kali dalam paruh pertama 2022, bank sentral yang dipimpin Jerome Powell itu menaikkan suku bunga. Tiap kenaikan pun makin agresif. Setelah 25 bps, naik menjadi 50 bps dan terakhir 75 bps.

Adanya ancaman perlambatan ekonomi global dan resesi di AS membuat harga aset-aset berisiko seperti saham mengalami pelemahan.

Faktor yang dapat menjadi sentimen penggerak pasar peda perdagangan hari ini adalah pelemahan harga komoditas.

Harga batu bara turun ke bawah US$ 400/ton setelah China dan Australia memberikan sinyal untuk berdamai.

Di sisi lain harga minyak sawit mentah (CPO) juga ambrol ke bawah MYR 4.000/ton. Kombinasi antara rendahnya ekspor Malaysia dan tingginya stok di Indonesia turut menjadi sentimen negatif bagi harga komoditas unggulan ekspor Indonesia yang satu ini

SUMBER : cnbcindonesia