CAPITAL CORP. SYDNEY

73 Ocean Street, New South Wales 2000, SYDNEY

Contact Person: Callum S Ansell
E: callum.aus@capital.com
P: (02) 8252 5319

WILD KEY CAPITAL

22 Guild Street, NW8 2UP,
LONDON

Contact Person: Matilda O Dunn
E: matilda.uk@capital.com
P: 070 8652 7276

LECHMERE CAPITAL

Genslerstraße 9, Berlin Schöneberg 10829, BERLIN

Contact Person: Thorsten S Kohl
E: thorsten.bl@capital.com
P: 030 62 91 92

Pagi-Pagi Sudah Galau! Hijau Sejenak, IHSG Dibuka Merah!

Uncategorized

Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 0,18% ke 6.752,61 mengawali perdagangan pekan ini, Senin (11/7/2022).

IHSG terpantau berbalik terkoreksi 0,15% ke 6.730,21 pada 09.06 WIB. Sementara itu di kawasan regional, indeks saham Asia bergerak variatif.

Indeks Hang Seng dan Shanghai Composite ambles masing-masing 2,55% dan 1,4%, sedangkan indeks Nikkei melesat nyaris 1% pagi ini.

Pekan lalu IHSG melemah 0,8% dan ditutup di 6.740,22. Koreksi di pasar saham juga terjadi seiring dengan aliran keluar modal asing (outflows). Asing tercatat net sell Rp 2,56 triliun di pasar reguler minggu lalu.

Indeks saham Bursa New York akhir pekan lalu juga ditutup variatif. Indeks Dow Jones dan S&P 500 melemah 0,15% dan 0,08% sedangkan Nasdaq Composite berhasil lolos dari koreksi dengan penguatan 0,12%.

Namun, berbeda nasib dengan pasar saham Indonesia yang didera koreksi, indeks saham Bursa New York terpantau naik secara mingguan.

Indeks Dow Jones naik 0,77%, indeks S&P 500 melesat 1,94% sedangkan indeks Nasdaq Composite memimpin penguatan dengan apresiasi 4,56%.

Secara global sentimen akan probabilitas perlambatan ekonomi yang meningkat masih dominan di kalangan pelaku pasar.

Dari dalam negeri pelaku pasar menanti rilis data ekonomi berupa kinerja penjualan ritel pada Mei 2022.

Trading Economics memperkirakan penjualan ritel Indonesia bulan Mei 2022 masih akan tumbuh positif sebesar 7,0% secara tahunan seiring dengan adanya momentum hari raya Idulfitri.

Selain data ekonomi, dari pasar komoditas isu yang berpotensi menjadi sentimen penggerak pasar adalah kenaikan harga batu bara.

Harga batu bara kembali tembus US$ 400/ton seiring dengan terjadinya krisis energi di Eropa dan gangguan rantai pasok di Australia.

Dengan harga batu bara yang masih tinggi diharapkan masih bisa menjadi katalis positif baik untuk rupiah maupun pasar saham terutama untuk emiten-emiten produsen si batu hitam.

SUMBER : cnbcindonesia