Jakarta, CNBC Indonesia– Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan awal pekan, Senin (13/3/23) dibuka turun 0,17% menjadi 6.753,87.
Pada pukul 09.03, indeks masih bergerak di zona positif terkoreksi 0,49% ke level 6.732,39. Perdagangan menunjukkan terdapat hanya 98 saham menguat, 303 saham turun sementara 322 lainnya mendatar.
Perdagangan juga mencatatkan sebanyak 1,4 miliar saham terlibat dengan nilai perdagangan baru mencapai Rp 530 miliar.
Sentimen pasar keuangan Tanah Air pada awal pekan ini terpantau cukup negatif. Investor perlu bersiap menghadapi badai yang kemungkinan menghampiri pasar keuangan Tanah Air karena dampak kolapsnya Silicon Valley Bank (SVB) yang bisa memicu kepanikan investor.
Analis bahkan menyebut kolapsnya SVB sebagai kegagalan terbesar sejak Krisis Keuangan 2008/2009. Terlebih, SVB masuk dalam 16 besar bank dengan aset terbesar di AS. Aset SVB mencapai US$209 miliar atau sekitar Rp 3.228,1 triliun dan simpanan sekitar US$175,4 miliar atau sekitar Rp 2.709,1 triliun per akhir 2022.
“Ada bank kolaps dan ini bisa menjadi kegagalan terbesar sejak 2008. Tentu saja ini akan menghantui pasar,” tutur Sylvia Jablonski, CEO dan chief investment officer Defiance ETFs, dikutip dari CNBC International.
Dampak kolapsnya SVB bisa membuat IHSG ambruk dan saham perbankan dan teknologi bisa terimbas dari krisis tersebut. Nilai tukar rupiah juga bisa melemah karena ancaman capital outflow dari investor asing yang khawatir dari dampak SVB.
Sebagai catatan, Krisis Keuangan Global pada 2008/2009 menyeret dunia ke dalam jurang resesi. Pasar keuangan Indonesia baik saham, mata uang, hingga obligasi jatuh akibat aksi jual. Sektor keuangan Indonesia terimbas besar karena derasnya arus modal keluar (capital outflow).
Selain itu, terdapat beberapa data penting yang akan dirilis, seperti inflasi Amerika Serikat (AS) untuk Februari 2023 dan data neraca perdagangan dalam negeri pada Rabu (15/3/2023). Pada Rabu-Kamis (16/3/2023), Bank Indonesia (BI) juga akan menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang membuat pasar menunggu keputusan BI terkait suku bunga.
Dengan demikian, investor dan trader harus mengantisipasi sentimen negatif dan bersiap-siap menghadapi volatilitas pasar keuangan Tanah Air pada pekan ini.
SUMBER : CNBC INDONESIA