Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah tipis 0,05% di 7.156,56 pada perdagangan Jumat (12/8/2022).
IHSG melanjutkan koreksinya dengan pelemahan 0,38% di 7.132,28 pada 09.08 WIB. IHSG melemah bersama dengan mayoritas indeks saham acuan Asia.
Hanya indeks Nikkei 225 Jepang yang berhasil selamat dari koreksi pagi ini setelah menguat 2,27%. Indeks Straits Times anjlok paling parah dengan koreksi 0,9%.
Semalam indeks saham Wall Street ditutup variatif. Indeks Dow Jones menguat tipis 0,08% sedangkan S&P 500 melemah 0,07% dan Nasdaq Composite drop 0,58%.
Yield surat utang AS 10 tahun mengalami kenaikan 10 basis poin dan akhirnya ditutup di 2,89%.
Kinerja IHSG di bulan Agustus patut diacungi jempol. Dari 9 hari perdagangan efektif (hingga per kemarin), IHSG selalu finish di zona hijau dan hanya sekali mengalami pelemahan, dan koreksinya pun cenderung tipis.
Secara month to date, IHSG berhasil mencatatkan penguatan sebesar 2,75%. Bahkan IHSG sudah mendekati level psikologis 7.200.
Penguatan IHSG bulan ini juga ditopang dengan kembali masuknya dana asing ke pasar saham RI. Dalam satu minggu terakhir ini saja asing net buy Rp 3,63 triliun di pasar reguler.
Saham yang paling banyak dikoleksi asing adalah saham emiten telekomunikasi dan dan perbankan, seiring dengan kinerja keuangan yang positif.
Menariknya sektor-sektor penopang IHSG di bulan Agustus adalah sektor teknologi dengan penguatan tertinggi 7,86% disusul oleh transportasi dan logistik dengan kenaikan 5,4% dan infrastruktur setelah menguat 4,81%.
Sektor teknologi yang sebelumnya menjadi bulan-bulanan dan dihindari kini tampak mulai rebound. Seolah tak mau kalah, indeks sektor basic material dan properti juga mencatatkan kinerja positif dengan penguatan masing-masing 4,72% dan 2,58%.
Barulah indeks sektoral dengan bobot terbesar yaitu indeks sektoral keuangan yang menguat 2,2%. Tak seperti sebelumnya, indeks sektoral energi justru mengalami penurunan paling tajam hingga 2,33% di bulan ini.
Harga minyak yang ambles diikuti dengan penurunan harga komoditas lain memang menjadi salah satu faktor pendorong pelemahan indeks sektoral satu ini.
Artinya dengan adanya arus dana asing yang masuk dan bangkitnya sektor-sektor yang sebelumnya tertekan menjadi jamu yang membuat IHSG cenderung terus menguat di sepanjang bulan ini.
Namun investor harus tetap waspada karena penguatan yang terus menerus terjadi juga membuka peluang adanya aksi profit taking yang bisa membuat IHSG balik arah.
Apalagi secara historis, tren pergerakan IHSG di bulan Agustus dalam 10 tahun terakhir cenderung mencatatkan kinerja negatif sebesar 0,9%.
SUMBER : cnbcindonesia