CAPITAL CORP. SYDNEY

73 Ocean Street, New South Wales 2000, SYDNEY

Contact Person: Callum S Ansell
E: callum.aus@capital.com
P: (02) 8252 5319

WILD KEY CAPITAL

22 Guild Street, NW8 2UP,
LONDON

Contact Person: Matilda O Dunn
E: matilda.uk@capital.com
P: 070 8652 7276

LECHMERE CAPITAL

Genslerstraße 9, Berlin Schöneberg 10829, BERLIN

Contact Person: Thorsten S Kohl
E: thorsten.bl@capital.com
P: 030 62 91 92

Ini Penyebab IHSG Batal Melemah, Semoga Awet!

Uncategorized

Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah 0,16% ke posisi 7.038,83 pada perdagangan pagi ini, Rabu (9/11/2022). Sentimen masih didominasi oleh sikap investor yang saat ini masih menanti rilis data penting dari Amerika Serikat (AS) dan China.

Jika melihat data perdagangan, selang 3 menit setelah pembukaan indeks terpantau berbalik arah ke zona hijau dengan apresiasi 0,04% ke 7.053,27. Pukul 09:05 WIB IHSG melanjutkan penguatan 0,15% ke 7.060,89. Mampukah indeks bertahan di zona hijau hari ini?

Sementara itu, indeks utama bursa saham Amerika Serikat (AS) kompak menguat pada perdagangan semalam. Gerak Wall Street ditopang oleh pemilihan paruh waktu yang dapat mempengaruhi tingkat pengeluaran dan regulasi pemerintah.

Dow Jones Industrial Average naik 334 poin, atau 1%, kenaikan tiga hari berturut-turut. S&P 500 naik 0,6% ke 3.828 dan Nasdaq Composite naik 0,5% menjadi 10.616.

Pelaku pasar mengharapkan Partai Republik untuk mengambil kembali Dewan Perwakilan Rakyat dan mungkin memenangkan Senat juga ketika hasil mulai bergulir pada Selasa malam.

Investor cenderung menyukai gagasan ‘kemacetan’ di Washington dengan Kongres dan Presiden yang terbagi karena akan membatasi pengeluaran pemerintah, pajak dan peraturan baru.

“Reaksi pasar keuangan terhadap kemenangan Partai Republik harus diredam, karena hasil DPR sudah diharapkan secara luas, dan hasil Senat membuat sedikit perbedaan pada hasil kebijakan jika Partai Republik mengendalikan DPR,” tulis Jan Hatzius dari Goldman Sachs dalam sebuah catatan.

Menghijaunya Wall Street bisa menjadi sentimen positif bagi bursa saham Tanah Air hari ini. Kendati demikian, investor saat ini terus mencermati hasil pemilihan paruh waktu Amerika Serikat, yang mana suara para pelaku pasar menjagokan republik untuk memenangkan kongres.

Di sisi lain, investor juga masih mengantisipasi bahwa laporan indeks harga konsumen hari Kamis akan memberikan sinyal lebih lanjut tentang seberapa jauh bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve/The Fed, menjaga agresivitas menaikkan suku bunga untuk menurunkan inflasi.

Laporan inflasi yang semakin panas dapat memberi sinyal kepada investor bahwa poros dari periode suku bunga yang lebih tinggi yang berkepanjangan mungkin tidak akan segera terjadi.
Kemudian China sebagai mitra dagang utama Indonesia akan mengumumkan tingkat inflasi konsumen untuk Oktober.

Menurut konsensus, inflasi tahunan China pada Oktober diperkirakan akan melandai menjadi 2,4% yoy dari bulan sebelumnya 2,8% yoy. Sementara secara bulanan, inflasi China diperkirakan akan stagnan di 0,3%.

Beda dengan negara lain, ekonomi terbesar kedua ini memiliki inflasi yang rendah. Penyebabnya adalah China masih berjibaku melawan virus Corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19).
China memiliki prinsip Zero Covid yang membuat wilayah di Negeri Panda tersebut rentan lockdown yang membuat ekonomi berjalan lebih lambat. Inflasi bisa menjadi cerminan dari daya beli China, sehingga saat inflasi turun cenderung memberikan sentimen negatif.

Dari dalam negeri, datang dari rilis makroekonomi yang makin menegaskan bahwa kondisi ekonomi Indonesia saat ini baik-baik saja.
Bank Indonesia melaporkan IKK Oktober sebesar 120,3, lebih tinggi dari bulan sebelumnya 117,2. IKK menggunakan angka 100 sebagai ambang batas antara zona optimis dan pesimis. Di atasnya 100 artinya optimis, semakin tinggi tentunya semakin bagus.

Saat konsumen semakin optimistis, maka belanja bisa mengalami peningkatan yang pada akhirnya mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia. Seperti diketahui, belanja rumah tangga merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia, di kuartal III-2022 kontribusinya lebih dari 50%.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan realisasi produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada kuartal III-2022 tumbuh 5,72% (year on year (yoy). Rilis tersebut sedikit lebih tinggi dari proyeksi pemerintah 5,7%, dan Bank Indonesia (BI) 5,5%.

SUMBER : cnbcindonesia