Jakarta, CNBC Indonesia – Pasar saham Indonesia anjlok. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepertinya ikut terpuruk oleh sentimen Silicon Valley Bank (SVB). Hingga pukul 10:29 WIB, IHSG sudah jeblok 1,56% ke level 6.679.
Tercatat sebanyak 35 saham mengalami penurunan harga hingga auto reject bawah (ARB). Sementara 414 saham lainnya mengalami koreksi, dan hanya 101 saham yang menguat. Sedangkan 157 saham stagnan.
Kepala Eksekutif Pasar Modal Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Inarno Djajadi mengatakan, efek dari kebangkrutan bank besar asal AS tersebut tidak akan besar ke pasar modal Tanah Air.
“Tapi dampaknya rasanya nggak terlalu banyak ya,” kata Inarno kepada CNBC Indonesia, Selasa (14/3.
Menurutnya, pengaruh dari bank besar ke-16 di AS tersebut tak akan signifikan karena tidak ada kepemilikan di perusahaan Startup Indonesia.
“SVB nggak ada kepilikan di perusahaan startup kita dan juga kita nggak ada penempatan di SVB ya,” sebutnya.
IHSG sepertinya terbebani oleh sentimen global yang kembali memburuk, setelah adanya krisis yang dialami oleh Silicon Valley Bank (SVB) dan Signature Bank di Amerika Serikat (AS).
Pasar masih khawatir dengan krisis yang menimpa SVB dan Signature Bank. Di sisi lain, krisis pada kedua bank diperkirakan akan membuat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) melunak dalam menaikkan suku bunga.
Signature Bank diambil alih otoritas keuangan AS pada Minggu lalu, setelah adanya penarikan dana besar-besaran pada nasabah hingga mencapai US$ 10 miliar.
Bank yang memiliki banyak nasabah di sektor real estate tersebut memiliki aset senilai US$ 110, miliar dan simpanan sebesar US$ 88,59 miliar per akhir 2022. Akibat dari penutupan dua bank, sektor finansial di AS menjadi sektor yang paling merah kemarin.
Perdagangan beberapa saham perbankan bahkan harus dihentikan beberapa kali karena volatilitas yang sangat tajam. Bank-bank besar AS kehilangan nilai pasar lebih dari US$ 70 miliar kemarin dalam hal nilai market saham. Total nilai market yang hilang diperkirakan menyentuh US$ 170 miliar sejak Kamis pekan lalu.
SUMBER : CNBC Indonesia