Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat ke level 7.157,30 pada awal perdagangan hari ini, Jumat (8/4/2022).
Selang 20 menit, pasar pun semakin bersemangat. IHSG terpantau masih menguat 0,51% di level 7.163,51 pada 09.20 WIB. Asing net buy Rp 182 miliar di saat yang sama.
Saham BBCA dan TLKM menjadi yang paling banyak diborong asing dengan net buy Rp 90 miliar dan Rp 20 miliar. Sedangkan BBNI dan UNVR paling banyak dilepas asing dengan net sell Rp 3 miliar dan Rp 2 miliar.
Indonesia masih memiliki amunisi untuk menjadi energi tambahan penguatan, yakni saham konsumer dan ritel.
Sebagai negara dengan kontribusi konsumsi publik mencapai 54% dari kue Produk Domestik Bruto (PDB), sektor konsumer menjadi dan ritel berpeluang mendapatkan angin segar penguatan kinerja di tengah pelonggaran aktivitas masyarakat sejak awal tahun ini.
Momentum Puasa dan Lebaran, yang secara historis menyumbang kenaikan konsumsi (dan inflasi) nasional bakal berjalan normal kembali, setelah dalam dua tahun terakhir loyo akibat pandemi dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Harap dicatat, sektor konsumer non-siklikal menyumbang 12,31% kapitalisasai pasar nasional, berada di posisi kedua setelah sektor keuangan yang porsinya menjadi teratas sebanyak 36,13%. Sektor teknologi berada di posisi ketiga dengan porsi 9,92%.
Oleh karena itu, ketika berbicara mesin penguatan bursa nasional, maka sejauh ini baru tiga mesin yang bergerak maksimal yakni keuangan, teknologi dan industri dasar (sektor komoditas logam). Satu mesin belum beroperasi maksimal, yakni konsumer.
Mengutip JPMorgan Asset Management dan Goldman Sachs, optimisme pasar global terbentuk karena keunikan ekonomi Indonesia yang justru mendapatkan berkah di tengah konflik Ukraina-Rusia.
Kedua bank investasi global tersebut memang stidak secara spesifik menyebutkan sektor konsumer dengan menyebutkan sektor komoditas, keuangan, dan prospek teknologi di Tanah Air masih akan kuat.
Namun demikian, sulit melupakan bagaimana kisah pemulihan ekonomi di Indonesia senantiasa terkait dengan konsumsi masyarakat. Jika konsumsi masyarakat sudah pulih, tentu saja tidak ada alasan untuk menafikan prospek saham sektor konsumer tersebut.
Oleh karenanya, investor saham di dalam negeri bakal memantau rilis Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada hari ini. Menurut proyeksiTradingeconomics, indeks yang mengukur kecenderungan kenaikan/penurunan belanja masyarakat ini diprediksi di angka 116, membaik dari posisi sebelumnya 113,1.
Jika proyeksi tersebut terkonfirmasi, maka pemulihan sektor konsumsi dan ritel tak ternafikan, yang pada akhirnya bakal memutar mesin keempat bursa nasional, yakni sektor konsumer nonsiklikal.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com