Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat tipis pada awal perdagangan sesi I Kamis (3/10/2024), di mana investor tampaknya masih memantau kondisi global terutama di Timur Tengah yang konfliknya makin memanas.
Pada pembukaan perdagangan hari ini, IHSG dibuka melemah 0,05% ke posisi 7.567,03. Selang lima menit setelah sesi I dibuka, penguatan IHSG sedikit meningkat yakni naik 0,1% ke 7.570,71.
Nilai transaksi indeks pada awal sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 724 miliar dengan volume transaksi mencapai 1,1 miliar lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 68.281 kali.
Pergerakan IHSG pada hari ini cenderung masih akan diwarnai oleh sentimen dari global, terutama masih terkait dengan kondisi Timur Tengah dan data tenaga kerja Amerika Serikat (AS).
Pada hari ini di AS, akan rilis data klaim awal pengangguran untuk pekan yang berakhir 28 September 2024. Berdasarkan konsensus Trading Economics, klaim pengangguran diperkirakan akan meningkat menjadi 220.000, naik dari pekan sebelumnya sebesar 218.000
Kemudian dilanjutkan data Non-Farm Payrolls (NFP) AS pada esok hari. Konsensus berada di angka 142K, menandakan potensi perlambatan di sektor pekerjaan. Tingkat pengangguran yang diproyeksikan stabil di 4.2%, serta pertumbuhan gaji per jam yang diantisipasi melemah, menjadi penentu apakah Federal Reserve akan melunak di pertemuan berikutnya.
Sebelumnya, Chairman bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed), Jerome Powell mengisyaratkan pemangkasan suku bunga akan berlanjut sampai akhir tahun. Namun, pemangkasan akan dilakukan secara bertahap dan tidak akan mencapai 50 basis points (bps) masing-masing di November dan Desember.
Powell menjelaskan jika ekonomi berjalan sesuai ekspektasi, kemungkinan akan ada dua pemotongan suku bunga lagi tahun ini dengan total 50 bps. Artinya, suku bunga kemungkinan akan dipangkas sebesar 25 bps masing-masing pada November dan Desember.
Pernyataan Powell mengecewakan pelaku pasar yang berharap The Fed akan tetap agresif dalam rapat Federal Open Market Committee (FOMC) yang akan datang dengan memangkas 50 bps.
Perangkat CME FedWatch memperlihatkan sebanyak 47,9% pelaku pasar berekspketasi suku bunga Teh Fed sudah di angka 4,00-4,25% pad Desember mendatang. Artinya, mereka berharap ada pemangkasan sebesar 75 bps.
Sementara itu pasar masih memiliki risiko dari lanjutan konflik antara Iran dan Israel.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersumpah bahwa Iran akan “membayar mahal” atas serangan misil yang dilancarkan terhadap Israel pada Selasa (1/10/2024) malam. Di sisi lain, Teheran menegaskan bahwa setiap pembalasan akan disambut dengan “kehancuran besar,” meningkatkan kekhawatiran akan pecahnya perang yang lebih luas di Timur Tengah.
Washington telah menyatakan dukungannya penuh untuk sekutu lama mereka, Israel, sementara Angkatan Bersenjata Iran memperingatkan bahwa intervensi langsung oleh pendukung Israel terhadap Teheran akan memicu “serangan kuat” terhadap “pangkalan dan kepentingan” mereka di wilayah tersebut.
“Iran membuat kesalahan besar malam ini – dan mereka akan membayarnya,” kata Netanyahu pada awal pertemuan politik-keamanan, menurut sebuah pernyataan resmi, dilansirReuters.
Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) menyatakan bahwa serangan tersebut merupakan balasan atas pembunuhan para pemimpin militan oleh Israel dan agresi Israel terhadap Hizbullah di Lebanon serta Gaza.
SUMBER : CNBC INDONESIA