CAPITAL CORP. SYDNEY

73 Ocean Street, New South Wales 2000, SYDNEY

Contact Person: Callum S Ansell
E: callum.aus@capital.com
P: (02) 8252 5319

WILD KEY CAPITAL

22 Guild Street, NW8 2UP,
LONDON

Contact Person: Matilda O Dunn
E: matilda.uk@capital.com
P: 070 8652 7276

LECHMERE CAPITAL

Genslerstraße 9, Berlin Schöneberg 10829, BERLIN

Contact Person: Thorsten S Kohl
E: thorsten.bl@capital.com
P: 030 62 91 92

IHSG Dibuka Loyo Lagi, Balik Ke 7.600-an

Uncategorized

Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali dibuka di zona merah pada awal perdagangan sesi I Kamis (26/9/2024), di mana investor cenderung masih melakukan aksi profit taking hingga hari ini.

Pada pembukaan perdagangan hari ini, IHSG dibuka melemah 0,35% ke posisi 7.714,14. Selang empat menit setelah sesi I dibuka, koreksi IHSG makin membesar yakni melemah 0,55% ke 7.698,39. IHSG pun menyentuh kembali level psikologis 7.600.

Nilai transaksi indeks pada awal sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 1 triliun dengan volume transaksi mencapai 943 juta lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 58.646 kali.

IHSG kembali melemah karena investor cenderung masih melakukan aksi profit taking terutama di saham-saham berkapitalisasi pasar, karena dalam sebulan terakhir kenaikannya sudah cukup signifikan.

Berdasarkan chart analisis, IHSG sejatinya masih berada di jalur uptrend, akan tetapi setelah menyentuh level tertingginya pada Kamis pekan lalu di level 7.905,39, IHSG mengalami koreksi dan penurunan hingga berlanjut pada perdagangan kemarin dan cenderung kembali terjadi pada hari ini.

Secara Minor Trend Chart, IHSG perlu melakukan aksi konsolidasi atau beristirahat sejenak agar mampu kembali menuju uptrend-nya kembali.

Nafan Aji Gusta, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, kepada CNBC Indonesia mengatakan penguatan IHSG pada Senin lalu tidak terlalu meyakinkan untuk menggerakkan IHSG kembali menguat pada hari ini.

“Pasar terlalu mengalami euforia karena stimulus sepertinya untuk China saja. Hanya bursa China yang menguat,” tutur Nafan, kepada CNBC Indonesia.

Kemudian secara fundamental, IHSG terjadi aksi profit taking terlepas dari kebijakan bank sentral China untuk menggelontorkan stimulus tingkat suku bunga acuan dengan menggelontorkan stimulus.

Sebelumnya, pemerintah China melalui bank sentral (People’s Bank of China/PBoC) akan memberikan stimulus moneter dan dukungan bagi pasar properti secara besar-besaran. Ini langkah baru pemerintah China untuk menghidupkan kembali ekonomi yang masih tertekan deflasi.

PBoC akan memangkas jumlah uang tunai yang harus dimiliki bank sebagai cadangan. Rasio persyaratan cadangan alias giro wajib minimum dipangkas 50 bps. PBoC juga akan memangkas suku bunga repo tujuh hari sebesar 0,2 poin persentase menjadi sebesar 1,5%. Suku bunga deposito dan suku bunga lainnya juga akan turun.

Langkah ini yang dapat memberikan sedikit keringanan bagi rumah tangga tetapi menimbulkan kekhawatiran terkait profitabilitas bank.

Sebelumnya, perekonomian China tumbuh jauh lebih lambat dari yang diharapkan pada kuartal kedua 2024. Pertumbuhan ekonomi China terbebani krisis properti yang berkepanjangan dan kekhawatiran konsumen tentang keamanan kerja.

Nafan menilai pasar saham China kini bisa menjadi menarik dengan adanya stimulus sehingga investor asing dapat berpindah ke bursa saham China.

Stimulus yang dilakukan pemerintah China untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan laju aktivitas bisnis, termasuk properti, elektronik dan otomotif.

Dengan suku bunga rendah di China, maka sektor elektronik dan otomotif akan menjadi daya tarik bagi investor. Sektor properti yang berkontribusi 25% lebih ke ekonomi China juga diharapkan bangkit setelah hancur karena skandal.

SUMBER : CNBC INDONESIA