Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau kembali menguat pada perdagangan sesi I Senin (13/11/2023), di tengah minimnya sentimen pasar pada hari ini.
Per pukul 10:03 WIB, IHSG menguat 0,41% ke posisi 6.837,048. IHSG hingga sesi I hari ini masih bertahan di level psikologis 6.800.
Nilai transaksi indeks pada sesi I hari ini mencapai sekitaran Rp 2,2 triliun dengan melibatkan 4 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 368.720 kali. Sebanyak 252 saham terapresiasi, 214 saham terdepresiasi dan 222 saham stagnan.
Secara sektoral, sektor infrastruktur menjadi penopang terbesar IHSG pada sesi I hari ini, yakni sebesar 0,41%.
Selain itu, beberapa saham juga turut menjadi penopang IHSG. Berikut saham-saham yang menopang IHSG di sesi I hari ini.
Emiten | Kode Saham | Indeks Poin | Harga Terakhir | Perubahan Harga |
Barito Renewables Energy | BREN | 8,82 | 5.300 | 1,44% |
Amman Mineral Internasional | AMMN | 5,93 | 7.025 | 2,93% |
Bank Mandiri (Persero) | BMRI | 4,63 | 5.825 | 0,87% |
Bank Central Asia | BBCA | 3,49 | 8.875 | 0,57% |
Bayan Resources | BYAN | 2,44 | 19.150 | 1,59% |
GoTo Gojek Tokopedia | GOTO | 2,10 | 78 | 2,63% |
United Tractors | UNTR | 1,24 | 23.325 | 0,97% |
Sumber: Refinitiv & RTI
Emiten energi baru dan terbarukan milik konglomerat Prajogo Pangestu yakni PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) menjadi penopang terbesar IHSG di sesi I hari ini, yakni mencapai 8,8 indeks poin. Saham BREN kembali dibuka suspensinya per sesi I hari ini.
IHSG menguat di tengah minimnya sentimen pasar pada hari ini. Hal ini karena tidak ada perilisan data yang berdampak cukup besar sehingga diharapkan pasar tidak mengalami gejolak harga yang terlalu volatil hari ini.
Meski begitu, pasar masih menimbang dampak dari sentimen pasar pada pekan lalu, di mana salah satunya yakni aksi outflow investor asing yang kembali terjadi di pasar keuangan RI pada pekan lalu.
Bank Indonesia (BI) mengumumkan untuk data transaksi 6-9 November terjadi capital outflow sebab investor asing melakukan net sell di pasar keuangan domestik tercatat jual neto Rp 1,27 triliun (jual neto Rp 1,59 triliun di pasar SBN, jual neto Rp 1,35 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp 1,66 triliun di SRBI).
Sementara dari luar negeri, Ketua bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), Jerome Powell mengumumkan bahwa inflasi cukup sulit mencapai target yang ditentukan, sehingga memungkinkan adanya pengetatan kembali.
Pernyataan ini mematahkan harapan pelaku pasar yang telah menyaksikan pelemahan data tenaga kerja AS sebagai indikator melunaknya The Fed.
Alhasil, perangkat FedWatch menunjukkan 14,1% pelaku pasar bahwa The Fed akan menaikkan suku bunganya sebesar 25 basis poin (bp). Sedangkan persentase lebih besar yakni sebesar 26% pelaku pasar justru meyakini The Fed akan menaikkan suku bunganya pada Januari 2024 menjadi 5,50-5,75%.
SUMBER : CNBC Indonesia