Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 0,38% ke level 7.064,23 pada perdagangan pagi hari Selasa (31/5/2022).
Namun penguatan IHSG terpangkas. Pada 09.02 WIB IHSG hanya menguat 0,23% di level 7.056,18 dan asing net buy sebesar Rp 35 miliar.
Saham BBRI dan TLKM paling banyak diburu asing dengan net buy Rp 20 miliar dan Rp 4,7 miliar.
Sedangkan saham BBNI dan SMGR paling banyak dilepas asing dengan net sell Rp 3,1 miliar dan Rp 1,8 miliar.
Pasar keuangan AS tutup memperingati memorial day di awal pekan ini. Namun pada pekan lalu indeks saham acuan Wall Street terpantau menguat. Indeks S&P 500 naik 4,64% minggu lalu setelah terkoreksi tajam.
Pelaku pasar di bursa Amerika Serikat (AS) terpantau memupuk optimisme setelah muncul data inflasi belanja perorangan dan rilis risalah rapat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).
“Saya pikir ini menjadi awal reli melegakan yang lama ditunggu,” tutur Sam Stovall, Kepala Perencana Investasi CFRA Research seperti dikutip CNBC International. “Ia menunggu beberapa katalis dan saya pikir salah satunya dari The Fed.”
Faktor lain adalah pelemahan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun-yang menjadi acuan pasar-ke level 2,74% pada Jumat pekan lalu. Sebelumnya, imbal hasil surat berharga negara (SBN) AS tersebut sempat menyentuh angka 3%.
Pelemahan imbal hasil akan membantu mengurangi laju koreksi saham teknologi yang dikenal ‘rakus’ menerbitkan obligasi untuk membiayai ekspansi mereka. Imbal hasil SBN yang rendah akan berujung pada rendahnya kupon obligasi sehingga memperlonggar profitabilitas mereka.
Hari ini merupakan hari perdagangan terakhir di bulan Mei. Secara historis sejak tahun 2011-2021, rata-rata return bulanan IHSG pada Mei memang minus 0,68%.
Probabilitas IHSG melemah di bulan Mei juga terbilang cukup tinggi yaitu sebesar 45%. Banyak yang mengaitkan tren ini dengan fenomena Sell in May and Go Away.
Sejauh ini, sepanjang bulan berjalan (month to date/MTD) indeks acuan utama bursa nasional tersebut terhitung ambrol 2,6% (-191,345 poin) dibandingkan dengan posisi akhir April yang di level 7.228,91.
Koreksi IHSG tersebut disumbang oleh pekan pertama perdagangan bulan Mei ketika pasar kembali buka setelah libur panjang bertepatan dengan perayaan Idulfitri 2022.
IHSG yang anjlok signifikan kala itu juga diakibatkan oleh kebijakan bank sentral AS yang menaikkan suku bunga acuan secara agresif sebesar 50 basis poin (bps) di bulan Mei 2022.
SUMBER : cnbcindonesia.com