CAPITAL CORP. SYDNEY

73 Ocean Street, New South Wales 2000, SYDNEY

Contact Person: Callum S Ansell
E: callum.aus@capital.com
P: (02) 8252 5319

WILD KEY CAPITAL

22 Guild Street, NW8 2UP,
LONDON

Contact Person: Matilda O Dunn
E: matilda.uk@capital.com
P: 070 8652 7276

LECHMERE CAPITAL

Genslerstraße 9, Berlin Schöneberg 10829, BERLIN

Contact Person: Thorsten S Kohl
E: thorsten.bl@capital.com
P: 030 62 91 92

Gara-gara Ini IHSG Jatuh Nyaris 1% Kurang Dari 5 Menit

Uncategorized

Jakarta,CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pagi ini (06/01/23) dibuka melemah signifikan denganinvestor masih menimbang arah keputusan The Fed yang mungkin saja berbalik arah atau malah kembali menjaga laju kenaikan suku bunga yang agresif.

Pukul 09.02 IHSG turun 0,51% di level 6.654,43. Kemudian, selang tiga menit berikutnya, IHSG turun makin dalam 0,81% menjadi 6734,17.

Volume transaksi terpantau ada sebanyak 1,16 miliar saham dan berpindah tangan sebanyak 78 ribu kali. Nilai perdagangan pagi ini tercatat sebanyak Rp 600 miliar.

Sementara itu, terdapat 228 saham terkoreksi, 119 terapresiasi dan 203 lainnya mendatar.

Seluruh bank raksasa melemah, dengan Bank Mandiri memimpin pelemahan, turun 2,57%. Selain itu, Indofood Sukse Makmur dan Wijaya Karya juga terpantau turun masing-masing 2,16 dan 1,84 persen.

Pelemahan IHSG mengekor Bursa acuan Amerika Serikat yang sebagian besar ditutup melemah.Bursa saham AS ditutup bervariasi setelah terpangkasnya kenaikan sesi awal perdagangan Senin (9/1), dengan investor masih menimbang arah keputusan The Fed yang mungkin saja berbalik arah atau malah kembali menjaga laju kenaikan suku bunga yang agresif.

Indeks padat teknologi Nasdaq membukukan kenaikan terbesar 0,63%, didorong oleh reli hampir 6% di saham Tesla yang sebelumnya ramai-ramai dilego para investor. S&P 500 terkoreksi 0,08%, sedangkan Dow Jones Industrial Average (DJIA) melemah 0,34%, karena saham defensif sektor farmasi seperti Merck dan Johnson & Johnson membebani kinerja indeks.

Pasar saham di seluruh dunia secara mayoritas memulai tahun 2023 dengan pijakan positif, termasuk Indonesia. Hal tersebut didorong oleh tanda-tanda bahwa inflasi melambat di Amerika Serikat dan Eropa. Investor berharap bahwa perlambatan ini akan mendorong bank sentral untuk menaikkan suku bunga dengan tingkat yang lebih kecil.

Tetapi analis dan ekonomi memperkirakan The Fed dan bank sentral lainnya ingin melihat penurunan inflasi yang berkelanjutan sebelum mempertimbangkan untuk menghentikan upaya pengetatan kebijakan moneter.

“Suku bunga sepertinya akan terus naik, namun masih dalam batasnya” kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.

Saat ini, investor sedang menunggu data harga konsumen di AS, yang akan diterbitkan Kamis. Angka-angka tersebut akan menjadi salah satu sentimen utama dalam pertemuan TheFed akhir bulan ini.

Selain itu, minggu ini juga ditandai dengan dimulainya musim pendapatan dengan bank-bank besar termasuk JPMorgan Chase dan Bank of America akan melaporkan kinerjanya akhir pekan ini, Jumat (13/1).

SUMBER : cnbcindonesia