Jakarta, CNBC Indonesia – Keputusan The Fed untuk kembali menaikkan suku bunga acuannya membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terlempar ke zona koreksi pagi ini, Kamis (22/9/2022).
IHSG dibuka melemah 0,51% di 7.151,31 di awal perdagangan. IHSG semakin menjauhi level psikologis 7.200. Selang 5 menit terpantau IHSG masih merah 0,50% ke 7.152,52.
Pasar saham Amerika Serikat (AS) karam dalam perdagangan yang bergejolak pada hari Rabu waktu setempat setelah The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin dan memproyeksikan kenaikan suku bunga yang masih berlanjut ke depan dalam upayanya untuk menjinakkan lonjakan inflasi.
Dow Jones Industrial Average anjlok 522,45 poin, atau 1,70%. Sementara itu dua indeks utama Wall Street lainnya yakni S&P 500 dan NASDAQ masing-masing turun sebesar 1,71% dan 1,79%.
S&P 500 mengakhiri sesi Rabu turun lebih dari 10% dalam sebulan terakhir dan 21% dari level tertinggi 52 minggu, sementara Dow dan Nasdaq masing-masing melemah lebih dari 21% dan 30% dari tertingginya.
Bahkan sebelum keputusan kenaikan suku bunga, harga saham telah melemah lebih dulu karena investor takut pengetatan agresif oleh Fed dapat mengarahkan ekonomi ke dalam resesi.
Hari ini sentimen utama yang berpotensi menggerakkan IHSG akan didominasi oleh keputusan kebijakan moneter terbaru terkait suku bunga.
Bank sentral terbesar dunia asal Amerika Serikat (AS), The Fed, resmi menaikkan suku bunga acuannya sebanyak 75 bps dalam kali ketiga beruntun.
Keputusan yang diperoleh dengan suara bulat 12 anggota komite tersebut akan menaikkan suku bunga acuan AS atau federal-funds rate (FFR) ke kisaran antara 3% dan 3,25%, level yang terakhir terlihat pada awal 2008.
Siang ini, jelang penutupan pasar saham domestik Bank Indonesia dijadwalkan akan mengumumkan tingkat suku bunga baru yang diprediksi diperketat naik seperempat poin persentase.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memproyeksikan BI akan menaikkan suku bunga acuan pada bulan ini.
Dari 14 institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus tersebut, semuanya kompak memperkirakan kubu MH Thamrin akan menaikkan suku bunga acuan.
Selain BI dan The Fed, bank sentral utama dunia lain yang ikut mengumumkan suku bunga acuannya termasuk Bank of England, Swiss National Bank dan Bank of Japan.
Inflasi global yang semakin liar memaksa mayoritas bank sentral utama dunia mengetatkan kebijakan moneternya dan menaikkan suku bunga secara tajam. Hal ini pada akhirnya berpotensi menyebabkan resesi, dengan sejumlah organisasi besar seperti Bank Dunia telah mewanti-wanti.
SUMBER : cnbcindonesia