CAPITAL CORP. SYDNEY

73 Ocean Street, New South Wales 2000, SYDNEY

Contact Person: Callum S Ansell
E: callum.aus@capital.com
P: (02) 8252 5319

WILD KEY CAPITAL

22 Guild Street, NW8 2UP,
LONDON

Contact Person: Matilda O Dunn
E: matilda.uk@capital.com
P: 070 8652 7276

LECHMERE CAPITAL

Genslerstraße 9, Berlin Schöneberg 10829, BERLIN

Contact Person: Thorsten S Kohl
E: thorsten.bl@capital.com
P: 030 62 91 92

2025 Bukan Tahun Mudah, Bos OJK Bilang Gini di Depan Para Bankir Kakap

Uncategorized

Jakarta, CNBC Indonesia – Industri jasa keuangan masih akan menghadapi tekanan pada tahun ini. Tantangan dari sisi glogal dan domestik diperkirakan tidak akan lebih sulit dibandingkan dengan tahun lalu. 

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengatakan bahwa di tengah risiko tersebut, industri jasa keuangan menyambut baik deretan program pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi ke level yang lebih tinggi. 

Pertama, melalui otpimalisasi kontribusi sektor jasa keuangan dalam mendukung target program prioritas pemerintah. “Kami mengarahkan sektor jasa keuangan untuk mengambil peran mendorong pertumbuhan mengingat keterbatasan anggaran pemerintah,” katanya dalam Pertemuan Industri Jasa Keuangan 2025 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Selasa (11/2/2025).

Bentuk dukungan tersebut dapat diberikan industri jasa keuangan melalui kemudahan akses pembiayaan terhadap pelaku usaha yang terlibat dalam Program Makan Bergizi Gratis dan ketahanan pangan. 

Lalu Mahendra juga menitipkan pesan kepada industri jasa keuangan untuk mempermudah kredit dan pembiayaan terkait kredit pemilikan rumah (KPR). Hal ini mengingat pemerintah memiliki program pembangunan 3 juta hunian untuk masyarakat berpenghasilan rendah. 

“Melalui penilaian kualitas aset hanya 1 pilar, dan pengenaan risk rendah dan granular untuk KPR. Kami tegaskan melalui bukti selama ini tidak ada larangan pemberian kredit untuk debitur non-lancar,” kata Mahendra. 

Selain itu, dalam rangka mendorong pembiayaan perumahan, pengembang bebas untuk pembiayaan pengadaan dan pengelolaan tanah. “Likudiitas bisa melalui fine tuning, melalui EBA SP,” katanya. 

Seiring dengan hal tersebut, perusahaan asuransi dan penjaminan juga akan diperkuat mendukung pengembang dan umkm untuk memitigasi risiko. 

Mahendra juga berpesan bahwa industri jasa keuangan mendukung ruang fleksibilitas yang lebih besar untuk ketersediaan pembiayaan melalui pengecualian batas maksimal kredit untuk penempatan devisa hasil ekspor (DHE). “Kami dorong sektor jasa keuangan untuk meningkatkan kapasitas untuk mendorong prpgram prioritas lainnya, seperti progam hilirisasi,” tambah Mahendra. 

SUMBER : CNBC Indonesia