CAPITAL CORP. SYDNEY

73 Ocean Street, New South Wales 2000, SYDNEY

Contact Person: Callum S Ansell
E: callum.aus@capital.com
P: (02) 8252 5319

WILD KEY CAPITAL

22 Guild Street, NW8 2UP,
LONDON

Contact Person: Matilda O Dunn
E: matilda.uk@capital.com
P: 070 8652 7276

LECHMERE CAPITAL

Genslerstraße 9, Berlin Schöneberg 10829, BERLIN

Contact Person: Thorsten S Kohl
E: thorsten.bl@capital.com
P: 030 62 91 92

IHSG Dibuka Bangkit, Balik ke 7.300-an Lagi

Uncategorized

Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka cenderung bangkit ke zona hijau pada awal perdagangan sesi I Selasa (12/11/2024), setelah beberapa hari terakhir merana hingga sempat menyentuh level psikologis 7.100.

Pada pembukaan perdagangan hari ini, IHSG dibuka menguat 0,47% ke posisi 7.300,3. Selang sepuluh menit setelah sesi I dibuka, penguatan IHSG semakin kencang yakni menguat 0,58% ke 7.308,36. IHSG pun kembali ke level psikologis 7.300.

Nilai transaksi indeks pada awal sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 1,3 triliun dengan volume transaksi mencapai 3,1 miliar lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 141.909 kali.

Pergerakan IHSG pada hari ini diprediksi bakal bangkit setelah beberapa hari terakhir merana hingga sempat menyentuh level psikologis 7.100. Namun, potensi koreksi masih cukup besar mengingat investor asing tampaknya masih mencatatkan aksi outflow di tengah menariknya kembali pasar keuangan Amerika Serikat (AS) dan China.

Sebelumnya kemarin, asing kembali melakukan aksi penjualan bersih (net sell) atau outflow hingga mencapai Rp 1,53 triliun di seluruh pasar. Aksi net sell asing juga masih terjadi di saham-saham perbankan raksasa.

Asing yang masih mencatatkan net sell terjadi karena pasar saham AS dan China kembali menarik setelah Donald Trump resmi memenangkan Pemilihan Presiden (Pilpres) AS 2024 dan stimulus ekonomi di China akan diberikan.

Kemenangan Trump di pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat (AS) pada Rabu pekan lalu dikhawatirkan menggencarkan kebijakan yang menekan negara Asia, termasuk Indonesia.

Menurut catatan Reuters pada Kamis pekan lalu, Trump telah berjanji akan menerapkan tarif baru yang kemungkinan besar akan signifikan pada berbagai barang dari negara-negara seperti China dan Meksiko.

Tarif ini kemungkinan akan mendorong inflasi dan, pada gilirannya, memperkuat dolar AS serta memperlambat pelonggaran kebijakan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).

Hal tersebut pada gilirannya berpotensi menarik dana keluar dari pasar negara berkembang, seperti yang telah terjadi akibat penguatan dolar AS.

Dari China, pemerintah mengumumkan paket stimulus lima tahun senilai 10 triliun yuan atau setara Rp 21.900 triliun, pada Jumat pekan lalu. Hal ini dimaksudkan untuk mengatasi masalah utang pemerintah daerah, sambil mengisyaratkan lebih banyak dukungan ekonomi akan datang tahun depan.

Menteri Keuangan China, Lan Fo’an mengatakan kepada wartawan bahwa otoritas berencana untuk ‘secara aktif menggunakan’ ruang defisit yang tersedia yang dapat diperluas tahun depan. Ia mengingatkan kembali pernyataannya pada Oktober lalu, ketika ia mengatakan bahwa ruang untuk mengambil langkah ini ‘cukup besar’.

“Program tersebut mulai berlaku tahun ini dan akan berlangsung hingga akhir tahun 2026 dengan nilai sekitar 2 triliun yuan per tahun,” kata Lan kepada wartawan dikutip CNBC International.

“Mulai tahun ini, otoritas pusat akan menerbitkan obligasi khusus pemerintah daerah senilai 800 miliar yuan per tahun selama lima tahun, dengan total 4 triliun yuan.

Namun, potensi IHSG rebound masih ada, karena beberapa hari terakhir sudah melemah cukup signifikan dan tampaknya beberapa saham besar mulai menyentuh level terendahnya, sehingga mematik pasar untuk kembali memburu saham-saham RI, terutama saham-saham besar.

SUMBER : CNBC INDONESIA