Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali dibuka cerah bergairah pada awal perdagangan sesi I Kamis (12/9/2024), setelah dirilisnya data inflasi Amerika Serikat (AS) yang melandai lebih dari ekspektasi pasar.
Pada pembukaan perdagangan hari ini, IHSG dibuka menguat 0,59% ke posisi 7.806,4. Selang lima menit setelah dibuka, penguatan IHSG semakin kencang yakni menguat 0,74% ke 7.818,34. IHSG pun berhasil kembali menyentuh level psikologis 7.800 dan juga mencetak rekor tertinggi intraday-nya.
Nilai transaksi indeks pada awal sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 1,4 triliun dengan volume transaksi mencapai 9 miliar lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 66.827 kali.
Pergerakan IHSG pada hari ini akan diwarnai oleh sentimen rilis data inflasi AS periode Agustus 2024 yang melandai cukup dalam semalam, membuat pelaku pasar semakin optimistis bahwa pemangkasan suku bunga bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) bakal dilakukan pada pertemuan pekan depan.
Biro Statistik Tenaga Kerja Departemen Tenaga Kerja AS mencatat indeks harga konsumen (IHK) naik 0,2% secara bulanan (month-to-month/mtm)pada bulan lalu setelah naik dengan tingkat yang sama pada Juli lalu. Ini sesuai dengan perkiraan pelaku pasar.
Sementara dalam basis tahunan (year-on-year/yoy), data IHK AS pada Agustus tercatat mengalami inflasi 2,5%. Inflasi ini menjadi yang paling lambat sejak Februari 2024 dan lebih baik dari ekspektasi yang memperkirakan tumbuh 2,6% yoy dari inflasi 2,9% pada Juli 2024.
Adapun untuk IHK inti AS tidak terduga secara bulanan naik 0,3% dibandingkan ekspektasi sebesar 0,2%, sama seperti bulan sebelumnya. Meski demikian, dalam basis tahunan, inflasi inti masih mempertahankan 3,2% sesuai proyeksi pasar.
Laju inflasi yang secara keseluruhan telah melandai ini setidaknya meredakan kondisi pasar tenaga kerja yang mengecewakan pekan lalu dan ekspektasi pasar terhadap resesi ekonomi.
Data pemerintah AS pada pekan lalu menunjukkan penggajian non-pertanian (non-farm payroll/NFP) meningkat di bawah ekspektasi pada Agustus lalu, tetapi tingkat pengangguran AS turun menjadi 4,2% dari 4,3% pada Juli lalu.
Pelaku pasar kini juga melihat bahwa pemangkasan suku bunga sudah semakin dekat, mengingat target inflasi The Fed di 2% sudah semakin mungkin tercapai.
Menurut data CME FedWatch Tool, pasar keuangan melihat kemungkinan sekitar 15% penurunan suku bunga sebesar 50 basis poin (bp) pada pertemuan kebijakan The Fed tanggal 17-18 September, turun dari 29% sebelum data IHK AS dipublikasikan.
Pasar lebih optimis jika The Fed akan melakukan pelonggaran kebijakan secara soft landing, dengan potensi penurunan suku bunga 25 bp dengan peluang mencapai 85%.
SUMBER : CNBC INDONESIA