Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali dibuka di zona hijau pada awal perdagangan sesi I Jumat (13/9/2024), di tengah meningkatnya optimisme pasar akan pemangkasan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) secara soft landing.
Pada pembukaan perdagangan hari ini, IHSG dibuka naik 0,18% ke posisi 7.811,95. Selang lima menit setelah dibuka, penguatan IHSG cenderung terpangkas bahkan mendekati zona merah yakni naik tipis 0,02% ke 7.800,02.
Nilai transaksi indeks pada awal sesi I hari ini sudah cukup ramai yakni mencapai sekitar Rp 17 triliun dengan volume transaksi mencapai 6,8 triliun lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 66.983 kali.
IHSG cenderung ‘galau’ di awal sesi I hari ini meski optimisme pasar terus meningkat terkait pemangkasan suku bunga bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) secara soft landing. Hal ini terjadi setelah dirilisnya data inflasi konsumen dan produsen AS pada periode Agustus 2024.
Pada Rabu malam waktu Indonesia, Biro Statistik Tenaga Kerja Departemen Tenaga Kerja AS mencatat indeks harga konsumen (IHK) naik 0,2% secara bulanan (month-to-month/mtm)pada bulan lalu setelah naik dengan tingkat yang sama pada Juli lalu. Ini sesuai dengan perkiraan pelaku pasar.
Sementara dalam basis tahunan (year-on-year/yoy), data IHK AS pada Agustus tercatat mengalami inflasi 2,5%. Inflasi ini menjadi yang paling lambat sejak Februari 2024 dan lebih baik dari ekspektasi yang memperkirakan tumbuh 2,6% yoy dari inflasi 2,9% pada Juli 2024.
Adapun untuk IHK inti AS tidak terduga secara bulanan naik 0,3% dibandingkan ekspektasi sebesar 0,2%, sama seperti bulan sebelumnya. Meski demikian, dalam basis tahunan, inflasi inti masih mempertahankan 3,2% sesuai proyeksi pasar.
Sementara itu semalam, indeks harga produsen (IHP) AS pada Agustus lalu naik 0,2%, dibandingkan dengan estimasi pertumbuhan 0,1%. Angka inti, yang tidak memperhitungkan harga pangan dan energi yang fluktuatif, naik 0,3%, lebih tinggi dari perkiraan 0,2%.
Secara terpisah, klaim awal untuk tunjangan pengangguran negara mencapai 230.000 untuk minggu yang berakhir pada 7 September, sejalan dengan perkiraan pasar.
Laporan tersebut mengikuti data tingkat pengangguran yang menurun jadi 4,2% pada Agustus dari level tertinggi hampir tiga tahun sebesar 4,3% yang dicapai pada Juli lalu dan inflasi dasar yang mengindikasikan adanya kekakuan bulan lalu.
Kombinasi pasar tenaga kerja yang cukup stabil dan tren inflasi yang melandai semakin memperkecil kemungkinan Federal Reserve memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin (bp) pada pekan depan.
Namun, pasar berharap The Fed minimal melakukan pemangkasan dengan soft landing. Menurut perhitungan CME FedWatch Tool, kini pasar melihat peluang pemangkasan suku bunga The Fed sebesar 25 bp ke level 5,00%- 5,25% sebesar 65%.
SUMBER : CNBC INDONESIA