Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan perdana minggu ini, Senin (12/6/23) dibuka melemah 0,20% menjadi 6.680,83. Investor perlu memperhatikan perkembangan terkini dalam rapat FOMC, data ekonomi AS dan Indonesia yang dirilis
Pada pukul 09.03, IHSG masih melemah 0,24% ke level 6.677,86. Perdagangan menunjukkan terdapat 132 saham turun, 204 saham naik sementara 227 lainnya mendatar.
Perdagangan juga mencatatkan sebanyak 1,2 miliar saham terlibat dengan nilai perdagangan baru mencapai Rp 354 miliar.
Pekan ini merupakan periode penting bagi pasar keuangan global dan Indonesia karena adanya rapat FOMC pada tanggal 13-14 Juni di AS. Pasar sangat menantikan keputusan kebijakan The Fed dalam rapat tersebut.
Jika The Fed memutuskan untuk menahan suku bunga, hal ini dapat berdampak positif bagi pasar keuangan Indonesia dengan aliran dana asing yang lebih deras. IHSG dan nilai tukar rupiah dapat menguat. Namun, jika The Fed tetap hawkish, IHSG dan rupiah dapat melemah karena investor mungkin akan meninggalkan pasar emerging market seperti Indonesia dan kembali ke AS.
Mayoritas pasar memprediksi bahwa The Fed akan mulai mengubah kebijakan hawkishnya dan menahan suku bunga acuan setelah menaikkan suku bunga sebesar 500 basis poin sejak Maret tahun sebelumnya. Namun, ada juga pasar yang masih percaya bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga satu kali lagi pada bulan Juni sebelum menahannya atau bahkan memangkas suku bunga pada bulan Juli.
Beberapa data terbaru AS menunjukkan perlambatan ekonomi, seperti indeks PMI non-manufaktur dan PMI manufaktur yang menurun, serta peningkatan jumlah klaim pengangguran. Data inflasi AS juga akan menjadi faktor pertimbangan penting bagi The Fed dalam menentukan kebijakan suku bunga.
Selain FOMC, rapat bank sentral Jepang (BoJ) dan bank sentral Eropa (ECB) juga akan mempengaruhi sentimen pasar. ECB diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuannya, sementara BoJ kemungkinan akan mempertahankan suku bunga ultra rendahnya.
Dalam konteks domestik, data yang akan dirilis oleh Bank Indonesia, Badan Anggaran DPR RI, dan Badan Pusat Statistik (BPS) juga akan memengaruhi sentimen IHSG. Data survei konsumen, penjualan eceran, dan neraca perdagangan Indonesia akan menjadi perhatian pasar.
SUMBER : CNBC INDONESIA