Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka cenderung volatil pada perdagangan sesi I Rabu (19/6/2024), setelah libur panjang Idul Adha 1445 H sehingga pada pekan ini perdagangan pasar saham RI hanya berlangsung selama tiga hari.
Pada pembukaan perdagangan hari ini, IHSG dibuka naik 0,17% ke posisi 6.746,02. Selang 17 menit setelah dibuka, IHSG cenderung berbalik arah ke zona merah yakni terkoreksi 0,17% ke 6.723,18.
Nilai transaksi indeks pada awal sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 1,6 triliun dengan volume transaksi mencapai 2,1 miliar lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 159.006 kali.
IHSG cenderung lesu setelah libur panjang Idul Adha 1445 H sehingga pada pekan ini perdagangan pasar saham RI hanya berlangsung selama tiga hari.
Di lain sisi, pada pekan ini di dalam negeri, investor akan memantau rilis data neraca perdagangan dan keputusan suku bunga Bank Indonesia (BI).
Sebagai catatan, Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis data perdagangan internasional Indonesia periode Mei 2024 pada hari ini
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 10 lembaga memperkirakan surplus neraca perdagangan pada Mei 2024 akan mencapai US$ 2,65 miliar.
Surplus tersebut turun dibandingkan April 2024 yang mencapai US$ 3,56 miliar. Jika neraca perdagangan kembali mencetak surplus maka Indonesia sudah membukukan surplus selama 49 bulan beruntun sejak Mei 2020.
Konsensus juga menunjukkan bahwa ekspor masih akan tumbuh 1,34% (year-on-year/yoy) sementara impor turun 9,39% (yoy) pada Mei 2024.
Surplus neraca perdagangan kali ini diperkirakan masih akan terjadi di tengah harga komoditas andalan Indonesia yakni batu bara dan sawit (CPO) yang masih cukup terjaga.
Sepanjang Mei 2024, harga batu bara mengalami penurunan tipis 1,57% dari sekitar US$ 143/ton menjadi US$ 140,75/ton. Sedangkan pergerakan harga batu bara di Mei 2024 rata-rata berada di level US$ 142/ton.
Sementara pada hari ini dan Kamis besok, BI akan menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) edisi Juni 2024 dan hasilnya akan diumumkan pada Kamis mendatang. Hasil RDG juga akan memuat keputusan terbaru dari suku bunga acuan.
Diperkirakan, suku bunga acuan BI (BI Rate) akan kembali ditahan di level 6,25%, meski rupiah beberapa hari belakangan juga terpantau merana.
Sebelumnya pada pertemuan edisi Mei 2024, BI memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 6,25%. BI juga mempertahankan suku bunga deposit facility sebesar 5,5% dan suku bunga lending facility sebesar 7%.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan keputusan mempertahankan BI rate sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stabilitas untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah serta langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran.
SUMBER : CNBC INDONESIA