Jakarta CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pagi ini dibuka menguat tipis berbalik arah dari trend pekan lalu. Sejumlah sentimen yang perlu dicermati pada perdagangan hari ini antara lain perkembangan di China, indeks PMI sektor jasa di AS, hingga hasil pertemuan OPEC+.
Meski hampir terlempar di teritorial negatif pada pukul 09.02 WIB level 7002.4. Pukul 09.03 IHSG menguat 0.08%. IHSG terus berada di zona positif ke level 7033.15 atau naik 0.19% pada dua menit setelahnya.
Pada pukul 09.10, IHSG terus bertahan di zona hijau di level 7039.65. Tercatat sebanyak 1.7 miliar volume saham yang telah diperdagangkan diawal sesi I hari ini.
Rilis data ekonomi dari dalam negeri pada hari ini cukup ramai, sehingga investor patut mencermati berbagai sentimen penggerak pasar baik dari dalam maupun luar negeri.
Untuk sepekan ke depan, sejumlah rilis ekonomi dari Tanah Air akan dirilis dan bisa mempengaruhi pergerakan pasar keuangan domestik. Termasuk di dalamnya cadangan devisa per akhir November pada Rabu (7/12/2022), Survei Konsumen November 2022 pada Kamis (8/12/2022), serta Survei Penjualan Eceran Oktober 2022 pada Jumat (9/12/2022).
Dari luar negeri, ada rilis data klaim pengangguran awal AS pada Kamis (8/12/2022) serta pengumuman indeks harga produsen AS pada Jumat (9/12/2022).
Untuk hari ini, perkembangan di China akan menjadi perhatian besar investor. Seperti diketahui, China digoyang protes langka pada pekan lalu. Aksi turun ke jalan terjadi di beberapa kota di China, termasuk Beijing, memprotes kebijakan zero Covid.
Wall Street Journal pun melaporkan bagaimana demo juga menuntut penguasa, Xi Jinping turun. Ini disebabkan aturan pengetatan di negeri itu.
Menyusul demo, otoritas di sejumlah wilayah China mulai mengendurkan kebijakan pembatasan mereka, termasuk Shenzen dan Beijing. Kedua kota tersebut kini menghapus kewajiban tes negatif Covid untuk menggunakan transportasi umum.
Dengan semakin banyak kota yang mengendurkan kebijakan pembatasan maka ini akan menjadi faktor positif karena dapat menggerakkan ekonomi China lebih cepat.
Kondisi ini akan menguntungkan Indonesia yang menggantungkan 26% ekspornya ke Beijing.
Jika pelonggaran terus diperluas, aktivitas ekonomi Cina juga diharapkan pulih dengan cepat sehingga bisa menggerakkan roda perekonomian global.
Selain perkembangan di China, hasil pertemuan OPEC+ juga diperkirakan akan mempengaruhi pergerakan pasar keuangan Indonesia hari ini.
Pada Minggu (4/12/2022), OPEC+ memutuskan untuk mempertahankan kesepakatan mereka yakni memangkas produksi minyak sampai 2 juta barel per hari atau setara dengan 2% permintaan minyak global sejak November hingga 2023. Keputusan OPEC tersebut ditujukan untuk menjaga agar harga minyak tidak terlalu jatuh.
Keputusan pemangkasan sudah ditetapkan pada Oktober lalu. Dua hari sebelumnya, Uni Eropa (UE) juga menyetujui batas harga US$ 60 per barel untuk minyak mentah lintas laut Rusia.
“Dengan risiko geopolitik melandai dan ada risiko pelemahan harga, keputusan OPEC bisa dipahami,” tutur presiden Rapidan Energy Advisers LLC, Bob McNally, dikutip dari Reuters.
SUMBER : cnbcindonesia