Jakarta, CNBC Indonesia – Mengawali perdagangan perdana pekan ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 0,37% ke level 7.052.
Di awal-awal perdagangan, IHSG sempat tembus level 7.069,25. Namun penguatan IHSG terpangkas. Pada 09.03 WIB, IHSG terpantau hanya menguat 0,15% di level 7.037.
Asing net sell di pasar saham RI sebesar Rp 25,32 miliar. Net sell asing tergolong masih tipis di awal perdagangan.
Saham BBRI dan SMGR menjadi dua saham yang paling banyak dilepas asing dengan net sell Rp 19 miliar dan Rp 7,4 miliar.
Sedangkan saham TLKM dan BBCA menjadi yang paling banyak diborong asing dengan net buy Rp 12 miliar dan Rp 10 miliar.
Bursa saham Amerika Serikat (AS) menguat pada perdagangan sepekan lalu, sehingga indeks Dow Jones Industrial Average dan S&P 500 menghentikan koreksi 8 pekan beruntun. Kinerja sepekan lalu menjadi yang terbaik sejak November 2020.
Dow Jones naik 575,77 poin (+1,76%) ke 33.212,96 sementara S&P 500 naik 100,4 poin (+2,47%) ke 4.158,24. Nasdaq lompat 390,48 poin (+3,33%) ke 12.131,13 berkat kinerja positif emiten piranti lunak dan pelemahan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS.
Sepanjang pekan, Dow terhitung melompat 6,2% dan memutus koreksi 8 pekan beruntun yang merupakan pelemahan terpanjang sejak tahun 1923. Indeks S&P 500 lompat 6,5% sementara Nasdaq melesat 6,8% pada periode yang sama. Keduanya sukses mengakhiri koreksi 7 pekan beruntun.
Optimisme pasar bangkit setelah inflasi dilaporkan melambat, dengan belanja konsumsi perorangan (personal consumption expenditure/PCE) tumbuh 4,9% per April, atau melambat jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 5,2%.
Indeks PCE menjadi acuan bank sentral AS untuk menentukan langkah moneter mereka selanjutnya. Jika inflasi terkendali, maka langkah agresif penaikan suku bunga AS bisa dihindari dan membantu mengurangi tekanan atas saham teknologi.
SUMBER : cnbcindonesia.com