Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah pada awal perdagangan sesi I Selasa (22/10/2024), setelah selama tujuh hari beruntun menguat hingga berhasil kembali ke level psikologis 7.700.
IHSG melemah di hari perdana berjalannya pemerintahan Presiden Prabowo dalam Kabinet Merah Putih.
Pada pembukaan perdagangan hari ini, IHSG dibuka turun tipis 0,02% ke posisi 7.771,14. Selang lima menit setelah sesi I dibuka, koreksi IHSG cenderung meningkat sedikit yakni turun tipis 0,05% ke 7.768,73.
Nilai transaksi indeks pada awal sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 879,8 miliar dengan volume transaksi mencapai 2,3 miliar lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 81.169 kali.
Pergerakan IHSG diprediksi lanjut bergerak positif usai dimulainya pemerintahan baru Indonesia periode 2024-2029 Kabinet Merah Putih dengan kebijakan-kebijakan barunya yang berpotensi dapat menguntungkan beberapa sektor.
Adapun pada hari ini, pergerakan IHSG diprediksi akan lebih volatil dengan beberapa kabar dari dalam negeri maupun luar negeri.
Dengan pelantikan Kabinet Merah Putih maka sudah saatnya pemerintahan Prabowo-Gibran bergerak cepat mengingat banyakya pekerjaan rumah yang menanti baik di pasar keuangan ataupun di sektor riil.
Usai resmi dilantiknya Presiden Prabowo Subianto, kini masyarakat tengah menanti program Quick Win atau program 100 hari Presiden. Yang dimana memakan anggaran sebesar Rp 121 triliun yang dimulai dari makan bergizi gratis hingga lumbung pangan nasional.
Program-program tersebut tentu akan menguntungkan beberapa sektor dan dapat mempengaruhi pergerakan harga saham di sektor-sektor tersebut. Mulai dari sektor konsumer, pertanian, logistik, hingga kesehatan.
Sementara itu dari global, bank sentral China (People’s Bank of China/PBoC) kembali memangkas suku bunga acuan pinjaman seperti yang diantisipasi pada penetapan bulanan pada Senin kemarin, menyusul penurunan suku bunga kebijakan lainnya pada bulan lalu sebagai bagian dari paket langkah stimulus untuk menghidupkan kembali perekonomian.
Suku bunga pinjaman pokok (Loan Prime Rate/LPR) satu tahun diturunkan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 3,10%, dari sebelumnya di level 3,35%. Sementara LPR lima tahun dipotong dengan margin yang sama menjadi 3,6%, dari sebelumnya di level 3,85%. Suku bunga pinjaman terakhir dipotong pada Juli lalu.
Gubernur PBoC, Pan Gongsheng mengatakan pada forum keuangan minggu lalu bahwa suku bunga pinjaman akan turun sebesar 20 hingga 25 bps pada tanggal 21 Oktober.
PBoC mengumumkan pemotongan rasio persyaratan cadangan bank sebesar 50 bps dan suku bunga repo terbalik tujuh hari acuan sebesar 20 bps pada tanggal 24 September, memulai stimulus paling agresif sejak pandemi yang mencakup langkah-langkah untuk mendukung sektor properti yang sedang terpuruk dan meningkatkan konsumsi.
Stimulus tersebut demi menarik perhatian investor asing sehingga mendorong pasar saham China menjadi lebih menarik. Pasar saham yang lebih kuat secara berkelanjutan akan membantu Xi Jinping dalam menstabilkan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut.
Sayangnya, kabar dari China tersebut dapat menjadi sentimen negatif bagi pasar keuangan RI, karena dengan semakin longgarnya kebijakan pemerintah China di bidang ekonomi dan semakin membaiknya perekonomian China, maka investor asing cenderung akan kembali melirik pasar keuangan China.
SUMBER : CNBC INDONESIA