Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali dibuka menguat pada perdagangan sesi I Selasa (7/5/2024), menandakan bahwa investor semakin optimis.
Pada pembukaan sesi I hari ini, IHSG dibuka naik tipis 0,09% ke posisi 7.142,54. Selang tujuh menit setelah dibuka, penguatan IHSG sedikit meningkat menjadi 0,14% ke 7.145,87.
Nilai transaksi indeks pada awal sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 704,5 miliar dengan volume transaksi mencapai 1,6 miliar lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 88.527 kali.
IHSG cenderung menguat mengekor bursa saham Asia-Pasifik dan bursa Amerika Serikat (AS) yang juga menghijau. Pada pagi hari ini, mayoritas bursa Asia-Pasifik menguat, kecuali indeks Hang Seng Hong Kong yang turun 0,19%.
Sementara kemarin, bursa saham AS (Wall Street) juga ditutup bergairah. Indeks Dow Jones menguat 0,46%, S&P 500 melesat 1,03%, dan Nasdaq Composite melonjak 1,19%.
Hal ini didukung oleh melemahnya dolar AS yang berada di level 104, imbal hasil (yield) obligasi AS yang lebih rendah di level 4,49%, dan kondisi keuangan yang lebih longgar yang dihasilkan oleh prospek suku bunga bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang lebih baik akhir-akhir ini.
Sementara itu dari dalam negeri, investor masih menimbang dampak dari tumbuhnya perekonomian Indonesia pada kuartal pertama 2024.
Kemarin, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan ekonomi Indonesia periode kuartal I-2024 tumbuh 5,11% secara tahunan (year-on-year/yoy), melampaui ekspektasi dari polling CNBC Indonesia yang memperkirakan tumbuh 5,09% yoy.
Dari data BPS, perekonomian Indonesia berdasarkan besaran produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga berlaku triwulan I-2024 mencapai Rp 5.288,3 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 Rp 3.112,9 triliun.
Selain itu, terpantau pula investor asing masuk ke pasar keuangan domestik yang menunjukkan bahwa investor asing mulai optimis dengan pasar keuangan domestik.
Bank Indonesia (BI) telah merilis data transaksi 29 April – 2 Mei 2024, bahwa investor asing di pasar keuangan domestik tercatat tercatat beli neto Rp 3,06 triliun terdiri dari beli neto Rp 3,75 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN), jual neto Rp 2,27 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp 1,58 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Selama tahun 2024, berdasarkan data setelmen sampai dengan 2 Mei 2024, investor asing jual neto Rp 53,76 triliun di pasar SBN, beli neto Rp 6,11 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp 13,87 triliun di SRBI.
SUMBER : CNBC INDONESIA