Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat tipis pada perdagangan kedua pekan ini, Selasa (12/4/2022). IHSG dibuka naik ke level 7.205,07.
IHSG terpantau masih menguat 0,51% ke level 7.242,29 pada 09.20. Bersamaan dengan penguatan IHSG, asing net buy Rp 234 miliar.
Saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) menjadi saham paling dikoleksi asing dengan net buy Rp 12,6 miliar dan Rp 10,1 miliar pagi ini.
Sedangkan saham PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) menjadi yang paling banyak dilepas asing dengan net sell masing-masing Rp 3,4 miliar dan Rp 2 miliar.
Mayoritas bursa saham kawasan Asia bergerak di zona merah pagi ini dan Bursa AS yang merah dini hari tadi. Hanya IHSG yang masih mampu bertahan di zona hijau.
Beralih ke bursa saham AS, tiga indeks utama ditutup melemah, bahkan lumayan dalam. Dow Jones Industrial Average (DJIA), S&P 500, dan Nasdaq Composite terpangkas masing-masing 1,17%, 1,67%, dan 2,17%.
Wall Street tertekan gara-gara fokus investor teralihkan ke pasar obligasi. Imbal hasil (yield) surat utang pemerintah AS terus menanjak dan menembus rekor baru.
Kenaikanyieldmembuat pasar surat utang pemerintah Negeri Adidaya menjadi sangat ‘seksi’. Akibatnya, arus dana yang megalir ke pasar saham menjadi seret.
Ekspektasi akan tren suku bunga tinggi membuatyieldobligasi terkerek. Pasar semakin yakin bahwa bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) bakal agresif dalam menaikkan suku bunga acuan demi menjangkar inflasi.
Pada Selasa pagi waktu setempat, Departemen Ketenagakerjaan AS akan merilis data inflasi periode Maret 2022. Konsensus pasar yang dihimpun Reuters memperkirakan inflasi AS bulan lalu mencapai 8,5% dibandingkan periode yang sama pada 2021 (year-on-year/yoy). Kalau terwujud, maka akan menjadi yang tertinggi sejak 1981.
The Fed sepertinya akan ‘kasih keras’ soal kenaikan bunga acuan. Konsensus pasar yang dihimpun Reuters memperkirakan Ketua Jerome ‘Jay’ Powell dan rekan bakal mendongrak Federal Funds Rate sebanyak 2,5 poin persentase pada tahun ini. Jika terwujud, maka akan menjadi yang pertama sejak 1994.
SUMBER : https://www.cnbcindonesia.com