CAPITAL CORP. SYDNEY

73 Ocean Street, New South Wales 2000, SYDNEY

Contact Person: Callum S Ansell
E: callum.aus@capital.com
P: (02) 8252 5319

WILD KEY CAPITAL

22 Guild Street, NW8 2UP,
LONDON

Contact Person: Matilda O Dunn
E: matilda.uk@capital.com
P: 070 8652 7276

LECHMERE CAPITAL

Genslerstraße 9, Berlin Schöneberg 10829, BERLIN

Contact Person: Thorsten S Kohl
E: thorsten.bl@capital.com
P: 030 62 91 92

IHSG Dibuka Melemah, Turun Ke 7.600-an

Uncategorized

Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona merah pada awal perdagangan sesi I Senin (23/9/2024), di mana pasar masih memantau pergerakan saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) setelah saham konglomerasi Prajogo Pangestu tersebut keluar dari indeks FTSE.

Pada pembukaan perdagangan hari ini, IHSG dibuka melemah 0,72% ke posisi 7.687. selang empat menit setelah sesi I dibuka, koreksi IHSG cenderung terpangkas yakni melemah 0,63% ke 7.694,01. IHSG pun terkoreksi kembali ke level psikologis 7.600 pada awal sesi I hari ini.

Nilai transaksi indeks pada awal sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 719 miliar dengan volume transaksi mencapai 923 juta lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 53.454 kali.

Pergerakan IHSG pada hari ini masih cenderung diwarnai oleh sentimen keluarnya emiten konglomerasi Prajogo Pangestu yakni BREN yang keluar dari FTSE karena tidak memenuhi ketentuan free float.

Dalam pernyataan FTSE, mereka menjelaskan ada empat pemegang saham yang mengendalikan 97% dari total saham yang diterbitkan. Pada Rabu mendatang, FTSE Russel akan resmi melakukan penghapusan saham BREN dari indeks FTSE.

Hal ini berpotensi membuat IHSG kembali bergejolak. Pasalnya, BREN menjadi saham dengan kapitalisasi pasar jumbo, sehingga pergerakannya cenderung mempengaruhi IHSG.

Tak hanya BREN saja, ada beberapa emiten Prajogo yang jika terkoreksi juga akan masih membebani IHSG. Adapun saham tersebut yakni PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) dan PT Barito Pacific Tbk (BREN).

Di lain sisi, pasar masih menimbang dampak dari dipangkasnya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) dan bank sentral Amerika Serikat (AS).

Sebelumnya pada pekan lalu, Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI akhirnya memangkas suku bunga acuan atau BI Rate pada September 2024. BI rate ditetapkan menjadi 6% dari sebelumnya 6,25%.

Sementara suku bunga Deposit Facility juga dipangkas menjadi 5,25%, dan suku bunga Lending Facility menjadi 6,75%.

Pemangkasan suku bunga ini adalah yang pertama sejak Februari 2021. BI mengerek suku bunga sebesar 275 bps sepanjang Agustus 2022-April 2024 sebelum menahannya pada Mei, Juni, Juli, dan Agustus 2024.

Tak hanya BI, bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) juga memangkas suku bunga acuannya pekan lalu. Bahkan, The Fed memangkas sebesar 50 basis points (bps) menjadi 4,75-5,0% pada Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia.

Pemangkasan sebesar 50 bps lebih besar dibandingkan ekspektasi pasar yang hanya 25 bps. Pemangkasan ini merupakan yang pertama sejak Maret 2020 atau empat tahun lalu saat awal pandemi Covid-19.

Seperti diketahui, The Fed mengerek suku bunga sebesar 525 bps sejak Maret 2022 hingga Juli 2023. Mereka kemudian menahan suku bunga di level 5,25-5,50% pada September 2023-Agustus 2024 atau lebih.

SUMBER : CNBC INDONESIA