CAPITAL CORP. SYDNEY

73 Ocean Street, New South Wales 2000, SYDNEY

Contact Person: Callum S Ansell
E: callum.aus@capital.com
P: (02) 8252 5319

WILD KEY CAPITAL

22 Guild Street, NW8 2UP,
LONDON

Contact Person: Matilda O Dunn
E: matilda.uk@capital.com
P: 070 8652 7276

LECHMERE CAPITAL

Genslerstraße 9, Berlin Schöneberg 10829, BERLIN

Contact Person: Thorsten S Kohl
E: thorsten.bl@capital.com
P: 030 62 91 92

Breaking News! Terseret Wall Street, IHSG Dibuka Longsor 2%

Uncategorized

Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah 1,08% di level 6.719,76 pada perdagangan Kamis (19/5/2022).

IHSG lanjut koreksi 2,21% satu menit setelah perdagangan dibuka. IHSG kembali terlempar dari level psikologis 6.700. Namun asing sebenarnya net buy senilai Rp 12,9 miliar.

Pergerakan bursa saham domestik mengekor bursa New York yang kebakaran semalam. Indeks Dow Jones melemah 3,57%.

Sementara itu indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite bahkan ambles lebih dari 4%. Indeks Nasdaq Composite paling parah dengan koreksi 4,73%.

Koreksi di pasar saham AS terjadi ketika yield obligasi pemerintah AS 10 tahun turun 10 basis poin menjadi 2,88%.

Penurunan yield mencerminkan kenaikan harga aset. Naiknya harga obligasi pemerintah AS saat pasar saham berguguran mencerminkan permintaan investor terhadap aset minim risiko (safe haven).

Belum lama ini, ketua Fed Jerome Powell juga menegaskan bahwa bank sentral AS akan terus menaikkan suku bunga acuan sampai ada tanda-tanda inflasi yang tinggi mereda.

Koreksi terjadi menyusul kinerja buruk emiten Target dan Walmart memicu kekhawatiran investor akan inflasi yang mengurangi laba perusahaan dan permintaan konsumen.

“Kami mulai melihat pada akhir tahun bahwa konsumen beralih ke kartu kredit untuk membayar kenaikan harga pangan, kenaikan harga energi, dan itu sebenarnya menjadi jauh lebih buruk. … Ini akan merugikan tempat-tempat ritel terkemuka itu dan Walmart cenderung menjadi salah satunya,” kata Megan Horneman, kepala investasi di Verdence Capital Advisors.

“Perusahaan yang bergantung pada belanja rumah tangga dan kebutuhan pelengkap akan tertekan kuartal ini karena banyak pemasukan tambahan yang tersedot untuk energi dan makanan,” tutur Jack Ablin, pendiri Cresset Capital, seperti dikutip CNBC International.

Saham dan aset berisiko telah tertekan oleh inflasi dan upaya bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) untuk menekan inflasi dengan menaikkan suku bunga acuan secara agresif, yang meningkatkan potensi resesi.

Sumber : cnbcindonesia.com