Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih punya tenaga untuk melanjutkan tren penguatan setelah mencetak rekor tertinggi pada perdagangan Senin kemarin (8/2/2022).
IHSG ditutup ke level 6.804,93 atau menguat sebesar 1,09% dengan nilai transaksi di BEI pada Senin (7/2/2022) mencapai Rp 12,95 triliun dengan pembelian bersih investor asing mencapai Rp 1,96 triliun.
Analis NH Korindo Sekuritas, Dimas Wahyu menyampaikan, IHSG kembali membukukan rekor all-time high baru di level 6.804, bersamaan dengan data pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih tinggi dari ekpektasi. Adapun rilis data cadangan devisa serta pemberlakuan status PPKM level 3 di wilayah Jabodetabek, menjadi beberapa sentimen yang dapat dicermati hari ini.
Sementara itu, dari bursa global, kemarin, bursa saham AS cenderung melemah di awal pekan ini dengan S&P 500 dan Nasdaq turun, sementara Dow Jones ditutup stagnan.
Saham-saham sektor teknologi kembali menjadi pemberat, dipimpin oleh induk usaha Facebook, Meta Platforms, yang turun lebih dari 4%. Investor kembali mengantisipasi data inflasi yang tetap tinggi, pasca rilis data yang menunjukkan kenaikan tingkat upah bulan lalu.
“Secara teknikal, hari ini IHSG berpeluang untuk kembali menguat ke rentang yang lebih tinggi di area 6.750-6.900,” kata Dimas, Selasa (8/2/2022).
Sementara itu, dari bursa global, kemarin, bursa saham AS cenderung melemah di awal pekan ini dengan S&P 500 dan Nasdaq turun, sementara Dow Jones ditutup stagnan.
Saham-saham sektor teknologi kembali menjadi pemberat, dipimpin oleh induk usaha Facebook, Meta Platforms, yang turun lebih dari 4%. Investor kembali mengantisipasi data inflasi yang tetap tinggi, pasca rilis data yang menunjukkan kenaikan tingkat upah bulan lalu.
“Secara teknikal, hari ini IHSG berpeluang untuk kembali menguat ke rentang yang lebih tinggi di area 6.750-6.900,” kata Dimas, Selasa (8/2/2022).
Adapun, dalam risetnya, Samuel Sekuritas memperkirakan IHSG berpotensi kembali menguat, ditopang oleh rilis data ekonomi yang positif serta arus masuk modal investor asing terutama ke saham perbankan, seiring dengan laporan keuangan yang melebihi ekspektasi.
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com