CAPITAL CORP. SYDNEY

73 Ocean Street, New South Wales 2000, SYDNEY

Contact Person: Callum S Ansell
E: callum.aus@capital.com
P: (02) 8252 5319

WILD KEY CAPITAL

22 Guild Street, NW8 2UP,
LONDON

Contact Person: Matilda O Dunn
E: matilda.uk@capital.com
P: 070 8652 7276

LECHMERE CAPITAL

Genslerstraße 9, Berlin Schöneberg 10829, BERLIN

Contact Person: Thorsten S Kohl
E: thorsten.bl@capital.com
P: 030 62 91 92

Rupiah Bangkit, Dolar Melemah ke Rp 16.800

Uncategorized

Jakarta, CNBC Indonesia – Nilai tukar rupiah dibuka menguat pada awal perdagangan hari ini di tengah wait and see investor menunggu banyaknya data ekonomi global pekan ini.

Merujuk Refinitiv, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Senin (21/4/2025) pada pukul 09.08 WIB ada di posisi Rp16.800/US$ atau menguat 0,12%. Penguatan ini menjadi kabari baik setelah mata uang Garuda terus melemah dalam dua hari terakhir.

Sentimen dari eksternal maupun internal menjadi penggerak rupiah hari ini.

Dari luar negeri, Pemerintah Indonesia memulai langkah diplomasi cepat menyusul kebijakan tarif baru yang diterapkan Amerika Serikat (AS).

Lewat pertemuan langsung dengan US Trade Representative (USTR) dan Department of Commerce di Washington, Indonesia berhasil menyampaikan sejumlah poin penting dalam negosiasi dagang bilateral.

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut, negosiasi berlangsung hangat dan konstruktif. Kedua negara telah menyepakati format kerja sama yang akan dibahas tuntas dalam waktu 60 hari ke depan.

Sedangkan dari dalam negeri, BPS akan merilis data neraca perdagangan periode Maret 2025.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 10 lembaga memperkirakan surplus neraca perdagangan pada Maret 2025 akan mencapai US$2,63 miliar dengan median ekspor sebesar terkontraksi 3,41% (year on year/yoy) dan impor tumbuh 6,48% yoy.

Jika neraca perdagangan kembali mencetak surplus maka Indonesia sudah membukukan surplus selama 59 bulan beruntun sejak Mei 2020.

Pada hari Senin (21/4/2025), Bank Sentral China atau PBoC juga akan mengumumkan kebijakan suku bunga negaranya. Di tengah memanasnya perang dagang dengan AS, rapat PBoC bulan ini sangat ditunggu-tunggu karena pasar global menunggu antisipasi bank sentral China dalam meredam dampak tarif Trump.

China diperkirakan akan mempertahankan suku bunga pinjaman acuannya tidak berubah pada periode April 2025 menurut survei Reuter. Akan tetapi pasar bertaruh pada lebih banyak stimulus yang akan segera diluncurkan dalam menghadapi perang dagang antara China dengan Amerika Serikat (AS) yang meningkat.

SUMBER : CNBC INDONESIA