Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau cenderung berbalik menguat pada awal perdagangan sesi I Selasa (16/7/2024), setelah kemarin sempat melemah karena investor tampaknya melakukan aksi profit taking.
Pada pembukaan perdagangan hari ini, IHSG dibuka menguat 0,2% ke posisi 7.293,16. Selang 21 setelah dibuka, IHSG mulai kembali terkoreksi yakni turun 0,1% ke 7.271,91.
Nilai transaksi IHSG pada awal sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 928 miliar dengan volume transaksi mencapai 1,6 miliar lembar saham dan ditransaksikan sebanyak 124.452 kali.
IHSG cenderung berbalik arah ke zona hijau pada awal sesi I hari ini, setelah kemarin sempat ditutup terkoreksi dan kembali ke level psikologis 7.200.
Investor cenderung kembali optimis setelah Ketua bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell kemarin mengatakan tiga pembacaan inflasi AS selama kuartal kedua tahun ini.
Ini dapat menambah keyakinan bahwa laju kenaikan harga kembali ke target The Fed secara berkelanjutan, pernyataan yang menunjukkan peralihan ke penurunan suku bunga mungkin tidak akan lama lagi.
“Pada kuartal kedua, sebenarnya, kami berhasil mencapai beberapa kemajuan” dalam mengendalikan inflasi, Kami memiliki tiga pembacaan yang lebih baik, dan jika Anda menghitung rata-ratanya, itu adalah hasil yang cukup bagus,” kata Powell pada sebuah acara di Economic Club of Washington.
Inflasi pada kuartal kedua naik pada laju tahunan sebesar 2,1%, tidak termasuk komponen makanan dan energi yang bergejolak, dan indeks tersebut cenderung lebih tinggi daripada indeks harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi yang disukai oleh The Fed. Data PCE untuk bulan Juni baru akan dirilis minggu depan.
Deskripsi Powell mengenai perekonomian menunjukkan bahwa ia memandang perekonomian dengan cara yang penting sebagai kembali ke keseimbangan yang memungkinkan kembalinya inflasi secara stabil sesuai target bank sentral, dan memberi The Fed lebih banyak ruang untuk mencoba melindungi sisi lapangan kerja penuh negara tersebut.
Di lain sisi, investor masih menanti keputusan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) pada Rabu besok, di mana Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI akan dimulai pada hari ini hingga besok.
Konsensus CNBC Indonesia yang dihimpun dari 12 lembaga/institusi yang mayoritas memperkirakan BI akan tetap di level 6,25% atau tidak mengalami kenaikan maupun diturunkan pada pertemuan Juli ini. Namun satu suara menunjukkan ada potensi BI rate akan dinaikkan bulan ini.
Sebelumnya, pada RDG BI Juni lalu, BI mempertahankan suku bunganya pada level 6,25% yang konsisten dengan kebijakan moneter pro-stability sebagai langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5±1% pada 2024 dan 2025.
Gubernur BI, Perry Warjiyo menjelaskan bahwa ditahannya suku bunga acuan ini juga mempertimbangkan masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global di tengah prospek perekonomian dunia yang lebih kuat.
Ia menganggap, pertumbuhan ekonomi global pada 2024 akan mencapai 3,2% lebih tinggi dari perkiraan awal, terutama karena ditopang baiknya pertumbuhan ekonomi India dan China.
SUMBER : CNBC INDONESIA