CAPITAL CORP. SYDNEY

73 Ocean Street, New South Wales 2000, SYDNEY

Contact Person: Callum S Ansell
E: callum.aus@capital.com
P: (02) 8252 5319

WILD KEY CAPITAL

22 Guild Street, NW8 2UP,
LONDON

Contact Person: Matilda O Dunn
E: matilda.uk@capital.com
P: 070 8652 7276

LECHMERE CAPITAL

Genslerstraße 9, Berlin Schöneberg 10829, BERLIN

Contact Person: Thorsten S Kohl
E: thorsten.bl@capital.com
P: 030 62 91 92

IHSG Ambruk dan Balik ke Level 7.500, Gegara September Effect?

Uncategorized

Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka merosot pada awal perdagangan sesi I Rabu (4/9/2024),di tengah mulai memburuknya kembali sentimen pasar pada hari ini.

Pada pembukaan perdagangan hari ini, IHSG dibuka merosot 0,85% ke posisi 7.551,91. Selang lima menit setelah dibuka, koreksi IHSG cenderung terpangkas menjadi melemah 0,37% ke 7.588,01. IHSG pun terkoreksi ke level psikologis 7.500.

Nilai transaksi indeks pada awal sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 815 miliar dengan volume transaksi mencapai 1,3 miliar lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 90.596 kali.

Pergerakan IHSG pada hari ini akan diwarnai oleh sentimen pasar yang cenderung mengarah ke negatif. Dari Amerika Serikat (AS), bursa saham Wall Street kompak ditutup anjlok kemarin. Wall Street mengawali perdagangan di hari pertama September 2024 dengan catatan buruk.

Indeks Dow Jones ambruk 1,51%, begitu juga dengan S&P 500 yang anjlok 2,12%, diikuti dengan Nasdaq Composite yang jatuh 3,26%.

Wall Street jeblok karena investor menilai data aktivitas pabrik terbaru, dengan serangkaian laporan pasar tenaga kerja AS yang akan dirilis di sepanjang pekan ini dan dapat memengaruhi tingkat pelonggaran kebijakan moneter oleh bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) tahun ini.

Aktivitas manufaktur AS naik tipis pada Agustus dari level terendah delapan Juli di tengah beberapa perbaikan dalam ketenagakerjaan, tetapi tren keseluruhan terus menunjukkan aktivitas pabrik yang lesu.

Berdasarkan laporan ISM Manufaktur, PMI Manufaktur AS tercatat di level kontraksi 47,2% pada periode Agustus 2024, naik 0,4 poin persentase dari 46,8% yang tercatat pada periode Juli. Namun, hal itu menandakan aktivitas ekonomi di sektor manufaktur mengalami kontraksi lima bulan berturut-turut dan ke-21 kalinya dalam 22 bulan terakhir.

Kini para pelaku pasar menunggu sejumlah laporan pasar tenaga kerja yang akan dirilis akhir pekan ini, menjelang data penggajian nonpertanian untuk periode Agustus pada Jumat. Pasar tenaga kerja menjadi sorotan lebih besar, setelah laporan Juli mengisyaratkan perlambatan yang lebih besar dari yang diperkirakan, yang akibatnya memicu aksi jual global pada aset-aset berisiko.

Pertemuan bank sentral AS akhir bulan ini akan dicermati dengan saksama, menyusul dukungan terbaru dari Ketua Jerome Powell untuk penyesuaian kebijakan yang akan datang.

Menurut FedWatch Tool milik CME Group, peluang penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin (bp) berada di angka 63%, sementara peluang untuk penurunan yang lebih besar sebesar 50 bp berada di angka 37%.

Di lain sisi, periode perdagangan saham di September secara historis menjadi bulan yang cenderung dihindari oleh investor untuk berinvestasi di pasar saham global, karena adanya fenomena September Effect. Hal ini juga cenderung terjadi di IHSG

Selama kurun waktu 2015-2023 atau sembilan tahun terakhir, IHSG hanya menguat dua kali sementara tujuh sisanya ambruk.

Namun, ada harapan jika IHSG akan mencatat kinerja positif pada September karena ada kemungkinan The Fed akan mulai memangkas suku bunga pada September.

Jika ini menjadi kenyataan maka IHSG kemungkinan akan mencatat kinerja positif meski ada September Effect.

SUMBER : CNBC INDONESIA